Salin Artikel

Mengenal 6 Pasukan Elite TNI dengan Ciri Khas dan Kemampuan Khusus

JAKARTA, KOMPAS.com - Tentara Nasional Indonesia (TNI) memiliki peran penting dalam menjaga pertahanan dan kedaulatan negara. TNI pun dilengkapi dengan pasukan elite yang punya keunggulan dan kemampuan khusus di tiga matra.

Setiap matra memiliki pasukan elite atau khusus. Pasukan ini dibentuk untuk mengemban tugas dan tanggung jawab yang lebih besar.

Pasukan elite Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), dan Angkatan Udara (AU), memiliki kekuatan serta kemampuan yang khas dalam menghadapi berbagai ancaman. Mereka dilatih cara kepemimpinan hingga teknik bertahan hidup di setiap situasi dan kondisi.

Mengutip dokumentasi Kompaspedia dan Kompas.com, berikut enam pasukan elite yang dimiliki TNI beserta ciri khas dan kemampuan khususnya.

Kopassus

Korps Baret Merah, begitu publik mengenal pasukan elite ini. Hal ini lantaran baret berwarna merah yang menjadi ciri khas pasukan khusus TNI AD yang didirikan pada 16 April 1952 tersebut.

Kopassus merupakan akronim dari Komando Pasukan Khusus. Namun, mulanya pasukan ini tidak langsung menggunakan nama Kopassus.

Dikutip dari Kompaspedia, 4 Oktober 2020, Kopassus pernah beberapa kali berganti nama, yakni Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) dan Komando Pasukan Sandhi Yudha (Kopassandha).

Pasukan ini baru mengukuhkan nama menjadi Kopassus pada 1985. Sejak 1996, Kopassus dipimpin oleh mayor jenderal atau jenderal bintang dua.

Anggota Kopassus dibekali sejumlah kemampuan khusus di antaranya gerak cepat dalam setiap medan, menembak cepat, pengintaian dan anti-teror. Moto yang dimiliki Kopassus adalah Berani, Benar, dan Berhasil.

Cikal bakal terbentuknya Kopassus diawali dari Kesatuan Komando Tentara Tentara Territorium III/Siliwangi (Kesko TT) yang bertugas menumpas Republik Maluku Selatan (RMS) di Maluku 16 April 1952.

Sejumlah operasi berhasil dilakukan Kopassus, yakni penumpasan DI/TII, operasi militer PRRI/Permesta, Operasi Trikora, Operasi Dwikora, penumpasan G30S/PKI, Pepera di Irian Barat, Operasi Seroja di Timor Timur.

Kopassus juga berhasil melakukan operasi pembebasan di luar negeri, salah satunya penyanderaan di Bandara Don Muang-Thailand (Woyla).

Kopaska

Kopaska atau Komandan Pasukan Katak merupakan pasukan elite TNI AL yang berdiri atas arahan Presiden Soekarno.

Saat itu, Soekarno memberi arahan untuk mendukung kampanye pembebasan Irian Barat pada 31 Maret 1962, dengan mendirikan Kopaska. Ciri khas prajurit Kopaska ditandai dengan baret berwarna merah marun.

Prajurit Kopaska memiliki tugas untuk menyerbu kapal dan pangkalan musuh, menghancurkan instalasi bawah air, penyiapan perebutan pantai dan operasi pendaratan berkekuatan amfibi.

Selain dituntut memiliki kemampuan dominan di lingkup maritim, prajurit Kopaska juga harus memiliki kemampuan dasar lainnya, seperti terjun payung dan menembak.

Hal ini sebagai bekal bagi prajurit ketika ditugaskan bertempur, tidak hanya di lautan melainkan juga di puncak gunung.

Kopaska memiliki semboyan Tan Hana Wighna Tan Sirna. Semboyan ini memiliki arti tak ada rintangan yang tak dapat diatasi.

Pasukan elite ini berhasil melakukan operasi militer di antaranya pembebasan Papua Barat, Operasi Khusus Kikis Bajak, dan Operasi Khusus Lusitania Expresso.

Denjaka

Pasukan elite ini memiliki nama lengkap Detasemen Jala Mangkara. Dikenal publik dengan nama Denjaka, pasukan milik TNI AL ini dibentuk pada 4 November 1982.

Namun, saat itu belum bernama Denjaka, melainkan Pasukan Khusus AL (Pasusla). Pasukan ini dibentuk untuk menanggulangi ancaman aspek laut, yakni terorisme, sabotase, dan lainnya.

Para prajurit yang direkrut masuk Pasusla di antaranya personel Batalyon Intai Amfibi (Yontaifib) dan Kopaska.

Kemudian, pada 12 November 1984, pasukan ini baru menggunakan nama Denjaka karena perkembangan pasukan yang begitu mumpuni.

Tidak hanya menindak cepat, para prajurit pasukan ini juga dituntut efektif bertindak menghadapi segala bentuk aksi teror.

Mereka bahkan dituntut untuk sedapat mungkin menghindari korban jiwa dan material di pihak sendiri ketika menindak aksi teror.

Prajurit Denjaka memiliki kemampuan fisik yang berfokus di laut. Mereka dituntut menguasai kemampuan seperti pencapaian sasaran lewat teknik lintas udara, penguasaan metode bawah air, dan lintas atas air senyap.

Detasemen yang menjadi satuan anti-teror di bawah komando pelaksana Korps Marinir ini memiliki moto Satya Wira Dharma. Ciri khas pasukan ini yaitu pada seragam hitam lengkap dengan baret ungu.

Paskhas

Pasukan elite berikutnya yakni Korps Pasukan Khas atau Paskhas yang dimiliki oleh TNI AU.

Paskhas adalah pasukan tempur yang bersifat infantri dengan format organisasi tempur yang khas bagi kebutuhan matra udara.

Paskhas memiliki moto Karmanye Vadikaraste Mafalesu Kadatjana yang berarti bekerja tanpa menghitung untung dan rugi. Pasukan ini memiliki kemampuan terjun payung militer.

Ciri khas pasukan elite ini yaitu pada baret warna jingganya. Paskhas lahir pada 17 Oktober 1947, ditandai dengan penerjunan 13 anggotanya dengan pesawat Dakota RI-002 di Kota Waringin, Kalimantan Tengah.

Sama seperti pasukan elite yang lain, Paskhas juga mengalami banyak pergantian nama. Awalnya, pasukan ini bernama Komando Pasukan Gerak Tjepat (Kopasgat).

Pada 1985, namanya berubah menjadi Pusat Pasukan Khas (Puspaskhas). Selanjutnya, tahun 1997 berubah menjadi Korps Pasukan Khas atau yang disebut Korpaskhas.

Selama bertugas, para prajurit Paskhas berhasil melakukan penumpasan RMS, DI/TII dan PRRI/PERMESTA, Operasi Trikora, Operasi Dwikora, Operasi Seroja.

Saat masih bernama Kopasgat, prajurit pasukan elite ini berhasil melakukan Operasi Seroja di Timor Timur.

Tontaipur

Pasukan elite ini bernama lengkap Satuan Peleton Intai Tempur. Pasukan ini termasuk dalam Komando Strategi Angkatan Darat (Kostrad).

Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu yang memprakarsai terbentuknya Tontaipur pada 2001. Saat itu, Ryamizard masih menjabat Pangkostrad.

Awalnya dinamai Pleton Intai Keamanan (Tontaikam) Brigade, hingga akhirnya dijadikan Peleton Intai Tempur dan pada 2005 ditingkatkan menjadi Kompi Taipur.

Prajuritnya memiliki keahlian khas, yaitu melakukan infiltrasi ke jantung musuh secara senyap untuk sabotase.

Adapun prioritas tugas yang diberikan kepada para prajurit biasanya di gunung, dan kota. Namun, prajurit pasukan elite ini pernah terlibat dalam misi pembebasan Kapal MV Sinar Kudus di Somalia pada 2011.

Ciri khas pasukan ini yaitu senjata berupa senapan serbu, pistol, sangkur, dan sniper. Tak hanya itu, para prajuritnya juga dibekali senjata berupa sumpit yang dilengkapi jarum beracun. Biasanya, racun berasal dari getah pohon atau bisa ular.

Yontaifib

Pasukan yang merupakan bagian Korps Marinir TNI AL ini memiliki semboyan Maya Netra Yamadipati. Makna semboyan ini, bergerak dengan cepat, rahasia dan mematikan dalam setiap pertempuran.

Yontaifib merupakan akronim dari Batalyon Intai Amfibi. Pasukan elite ini awalnya dibentuk karena Korps Marinir TNI AL yang memerlukan data-data intelijen lengkap.

Pasukan ini, awalnya bernama Komando Intai Para Amfibi atau KIPAM. Adapun hal tersebut berdasarkan Surat Keputusan (SK) Komandan KKO AL No.47/KP/KKO/1961 tanggal 13 Maret 1961.

Tugas Yontaifib yaitu membina dan menyediakan kekuatan amfibi maupun darat. Selain itu, tugas para prajuritnya yaitu melakukan operasi khusus dalam pelaksanaan operasi amfibi dan satuan tugas TNI AL.

Ciri khas Yontaifib yaitu prajuritnya memakai baret ungu khas Marinir. Akan tetapi, Yontaifib berbeda dengan Marinir yang pada umumnya menggunakan Brevet 'Tri Media' di samping Pataka Korps Marinir.

https://nasional.kompas.com/read/2021/10/06/06224441/mengenal-6-pasukan-elite-tni-dengan-ciri-khas-dan-kemampuan-khusus

Terkini Lainnya

Momen Prabowo Guncangkan Badan Anies Sambil Tertawa Usai Jadi Presiden Terpilih

Momen Prabowo Guncangkan Badan Anies Sambil Tertawa Usai Jadi Presiden Terpilih

Nasional
Prabowo: Saya Akan Berjuang untuk Seluruh Rakyat, Termasuk yang Tidak Memilih Saya

Prabowo: Saya Akan Berjuang untuk Seluruh Rakyat, Termasuk yang Tidak Memilih Saya

Nasional
PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

Nasional
Singgung Debat Capres yang Panas, Prabowo: Kita Tetap Satu Keluarga Besar

Singgung Debat Capres yang Panas, Prabowo: Kita Tetap Satu Keluarga Besar

Nasional
Sapa Anies-Muhaimin, Prabowo: Saya Pernah di Posisi Anda, Senyuman Anda Berat Sekali

Sapa Anies-Muhaimin, Prabowo: Saya Pernah di Posisi Anda, Senyuman Anda Berat Sekali

Nasional
KPK Sebut Hakim Itong Mulai Cicil Bayar Uang Denda dan Pengganti

KPK Sebut Hakim Itong Mulai Cicil Bayar Uang Denda dan Pengganti

Nasional
Tak Seperti PKB-PKS, Nasdem Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

Tak Seperti PKB-PKS, Nasdem Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

Nasional
Resmi Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Sapa Anies-Cak Imin: Yang Saya Cintai...

Resmi Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Sapa Anies-Cak Imin: Yang Saya Cintai...

Nasional
Prabowo-Gibran Ditetapkan Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Tepuk Tangan Bergema Berulang Kali

Prabowo-Gibran Ditetapkan Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Tepuk Tangan Bergema Berulang Kali

Nasional
Singgung Persoalan Kesehatan, Jokowi: Kematian akibat Stroke Capai 330.000

Singgung Persoalan Kesehatan, Jokowi: Kematian akibat Stroke Capai 330.000

Nasional
Terima Kunjungan Menlu Singapura, Prabowo Bahas Kerja Sama Pertahanan dan Maritim

Terima Kunjungan Menlu Singapura, Prabowo Bahas Kerja Sama Pertahanan dan Maritim

Nasional
KPU Resmi Tetapkan Prabowo-Gibran Presiden dan Wapres Terpilih 2024-2029

KPU Resmi Tetapkan Prabowo-Gibran Presiden dan Wapres Terpilih 2024-2029

Nasional
PKS Datangi Markas Nasdem dan PKB Usai Penetapan KPU, Salam Perpisahan?

PKS Datangi Markas Nasdem dan PKB Usai Penetapan KPU, Salam Perpisahan?

Nasional
Jokowi Tegaskan Tak Bentuk Tim Transisi untuk Prabowo-Gibran

Jokowi Tegaskan Tak Bentuk Tim Transisi untuk Prabowo-Gibran

Nasional
AHY: Mari “Move On” dan “Move Forward”, Pilkada di Depan Mata

AHY: Mari “Move On” dan “Move Forward”, Pilkada di Depan Mata

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke