"Kalau sekarang Indonesia dalam kondisi kasus yang turun harus diingat, orang yang sakit itu membutuhkan resources kemudian tetap masih ada, banyak orang yang meninggal, artinya sama sekali belum keluar dari bahaya dan belum selesai sebenarnya (dari pandemi Covid-19)," kata Diah dalam diskusi secara virtual, Rabu (22/9/2021).
Diah mengatakan, momentum penurunan kasus Covid-19 ini dapat dimanfaatkan untuk membenahi pelaksanaan vaksinasi Covid-19.
Ia mengatakan, pemerintah harus kembali melihat kelompok-kelompok yang menjadi prioritas vaksinasi seperti tenaga kesehatan dan lansia.
"Kalau kita lihat sekarang lansia saja belum dan nakes saja belum semua, maka berarti sebenarnya membutuhkan upaya-upaya khusus untuk mereka mau divaksin," ujarnya.
Diah mengatakan, jika lansia kesulitan untuk menjangkau lokasi pelayanan vaksinasi, maka pemerintah dapat melakukan sistem jemput bola atau mendatangi rumah.
Pola yang sama, lanjutnya, juga dapat digunakan untuk pelaksanaan vaksinasi bagi masyarakat rentan.
"Jadi saya kira ini saatnya memperbaiki mengurut lagi dari depan apa yang kemarin belum diperbaiki, fundamental equitynya agar betul-betul tercapai," ucapnya.
Lebih lanjut, Diah mengatakan, alasan WHO memprioritaskan nakes dan lansia dalam program vaksinasi adalah agar mereka mendapatkan proteksi dari penularan virus.
Sehingga, kasus positif dan kasus kematian dari Covid-19 dapat dihentikan.
"Ini yang harus dipegang betul supaya berhenti penyebaran dan orang meninggalnya," pungkasnya.
https://nasional.kompas.com/read/2021/09/22/20003061/who-ingatkan-ri-belum-keluar-dari-bahaya-covid-19-meski-kasus-turun