JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar tidak ingin aksi kekerasan yang dilakukan kelompok Taliban di Afghanistan dijadikan contoh oleh masyarakat di Indonesia.
"Kami melihat jangan sampai kembalinya Taliban ke tampuk pemerintahan ini mendapatkan, menjadikan sebagai role model bagi masyarakat, yang kami maksud adalah aksi-aksi kekerasannya," kata Boy dalam rapat dengan Komisi III DPR, Rabu (15/9/2021).
Boy secara khusus menyoroti aksi kekerasan yang dilakukan oleh Taliban. Pasalnya, kekerasan merupakan karakter dari kejahatan terorisme.
Ia menuturkan, apabila kekerasan yang dilakukan Taliban dianggap sebagai sesuatu yang dapat dicontoh oleh anak-anak muda, bukan tidak mungkin anak-anak muda itu terjebak dalam kejahatan teroris.
"Kita tidak melihat kaitan masalah agama, kita tidak melihat kaitan aliran, tapi kita melihat adalah perilaku kekerasan yang tentunya harus kita pilah-pilah jangan sampai itu menjadi sebuah contoh yang layak diikuti oleh anak-anak muda kita," kata dia.
Untuk itu, Boy mengingatkan bahwa bangsa Indonesia telah memiliki jati dirinya sendiri yakni Undang-Undang Dasar 1945, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Kami hanya mengimbau untuk kita tidak terpancing dengan kondisi seperti ini tetaplah kita setia dengan jati diri yang kita miliki," kata Boy.
Ia menambahkan, Indonesia berharap agar krisis kekerasan yang terjadi di Afghanistan dapat segera diakhiri dan perdamaian akan kembali muncul di negara tersebut.
"Karena kita tentu pro kepada upaya-upaya bagaimana mewujudkan Afghanistan menjadi negara yang damai," ujar dia.
https://nasional.kompas.com/read/2021/09/15/15274401/kepala-bnpt-tidak-ingin-kekerasan-taliban-di-afghanistan-dicontoh-masyarakat