Zubairi mengatakan, pelonggaran aktivitas masyarakat dalam pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) membuat masyarakat ingin sekali melakukan perjalanan wisata.
"Nah, berwisata ini yang kemudian menjadi catatan untuk kita lebih hati-hati, karena misalnya kalau wisata di pantai itu berkerumun banyak banget, walaupun itu udara terbuka, namun risiko masih ada kalau ngumpulnya berdekatan banget," kata Zubairi saat dihubungi Kompas.com, Rabu (8/9/2021).
Zubairi mencontohkan, jika seseorang melakukan piknik di pantai yang ramai pengunjung dan makan bersama maka berpotensi terjadi penularan virus corona.
Ia mengatakan, masyarakat harus belajar dari penyebab lonjakan kasus Covid-19 di India, salah satunya akibat dari kerumunan ritual keagamaan di Sungai Gangga.
"Di sungai, di pantai sama saja bisa berbahaya, karena setelah dari situ kan biasanya kemudian jajan, ke restoran. Nah, di situ bisa juga terjadi penularan-penularan," ujarnya.
Lebih lanjut, Zubairi mengatakan, jika tempat wisata tidak dikelola dengan baik menggunakan protokol kesehatan, akan berdampak pada kenaikan kasus Covid-19.
Ia mengatakan, masyarakat harus terus diberikan edukasi terkait pentingnya menerapkan protokol kesehatan meski kondisi Covid-19 sudah mulai membaik.
"Penting sekali mengingatkan masyarakat hati-hati kalau berwisata dan piknik. Hati-hati kalau bepergian keluar rumah dan makan bareng karena penularan virus bisa terjadi," pungkasnya.
https://nasional.kompas.com/read/2021/09/08/09074291/revenge-travel-setelah-kasus-covid-19-turun-idi-ingatkan-masyarakat-hati