Ia pun mendorong agar ada pihak yang secara terbuka mengaku bertanggungjawab atas kasus kebocoran data tersebut.
"Sayang kalau kejadian hebat ini tidak memunculkan sense of urgency tetapi malah saling lempar tanggung jawab," kata Sukamta saat dihubungi Kompas.com, Jumat (3/9/2021).
"Sebaiknya segera ada yang mengaku bertanggungjawab bukan saling melempar," ujar dia.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera itu berpandangan, memang benar data terkait vaksinasi itu berada di tangan Kementerian kesehatan.
Namun, menurut dia, hal itu tidak menjadi pembenaran bagi Kemenkominfo untuk menunjuk pihak lain agar bertanggung jawab.
"Karena digitalisasi ini leading sector-nya kan kemenkominfo. Dan tugas membuat payung hukum dari RUU PDP berdasarkan surpres tim leader-nya Menkominfo. Mestinya tergugah ya," kata Sukamta.
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate mengatakan, dugaan bocornya data sertifikat vaksinasi Presiden Jokowi agar ditanyakan langsung kepada Kemenkes.
Menurut dia, data pencatatan vaksinasi tersebut dikelola oleh Kemenkes.
"Sebaiknya dengan Kemenkes saja sebagai wali data," kata Plate, Jumat.
Plate mengklaim, data PeduliLindungi yang ada di data center milik Kemenkominfo aman dan tidak ada kebocoran. Ia meminta agar publik menunggu pernyataan resmi dari Kemenkes.
"Terkait pertanyaan di atas, ada baiknya menunggu rilis resmi dari Kemenkes sebagai wali data Covid-19," ujar Plate.
https://nasional.kompas.com/read/2021/09/03/18552091/kebocoran-nik-dan-sertifikat-vaksin-jokowi-anggota-dpr-sebaiknya-ada-yang