JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan, ketimpangan akses terhadap vaksin covid-19 secara global masih terjadi.
Ketimpangan akses berdampak pada tingkat vaksinasi di negara berpendapatan rendah yang cenderung lebih lambat dibandingkan negara berpendapatan tinggi.
"Menurut Global Dashboard for Vaksin Equity 57,34 persen penduduk high income countries sudah divaksin, jauh di atas 2,14 persen penduduk low income countries," kata Retno, saat memberikan keterangan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (2/9/2021).
Menurut Retno, World Health Organization (WHO) telah mengingatkan, akses dan distribusi vaksin yang tidak merata akan menciptakan perbedaan ekstrem dalam tingkat kelangsungan hidup dari Covid-19 dan pemulihan ekonomi (dangerous divergence).
Laporan terbaru The Economist Intelligence Unit menyebutkan, lambatnya vaksinasi secara global bakal menggerus produk domestik bruto atau gross domestic product (GDP) global sebesar 2,3 triliun dollar AS pada 2022-2025.
Dari angka itu, 65,6 persen di antaranya terjadi di negara berkembang dan 73 persen terjadi di kawasan Asia Pasifik.
Menyikapi hal tersebut, pada pelan lalu, pemimpin Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF), World Bank, WHO, dan Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO) telah mengeluarkan pernyataan bersama yang meminta negara-negara memenuhi komitmen berbagi dosis vaksin.
"Dan menghapus restriksi ekspor dan hambatan perdagangan terkait bahan produksi vaksin," ujar Retno.
Retno mengatakan, WHO telah menetapkan target vaksinasi global. Ditargetkan, 10 persen populasi tiap negara sudah divaksin pada akhir bulan ini.
Kemudian, 40 persen populasi tiap negara pada akhir 2021, dan 70 persen populasi tiap negara pada pertengahan 2022.
Saat ini setidaknya 140 negara telah memberikan vaksinasi terhadal 10 persen warganya, termasuk Indonesia.
Pemerintah, kata Retno, juga terus berupaya mempercepat laju vaksinasi nasional dan mendatangkan persediaan vaksin.
"Kemitraan untuk melakukan vaksinasi dan mematuhi protokol kesehatan sekali lagi adalah kunci," kata dia.
Sebelumnya, persoalan ketimpangan vaksin juga sempat disinggung Presiden Joko Widodo dalam berbagai kesempatan.
Jokowi mengatakan, Indonesia terus mendorong kesetaraan akses vaksin bagi seluruh negara di dunia.
"Pemerintah bekerja keras mengerahkan semua sumber daya demi mengamankan pasokan kebutuhan vaksin nasional. Namun, pada saat yang sama, Indonesia juga terus memperjuangkan kesetaraan akses terhadap vaksin untuk semua bangsa," kata Jokowi, saat berpidato dalam Sidang Tahunan MPR, Senin (16/8/2021).
https://nasional.kompas.com/read/2021/09/03/07530501/ketimpangan-akses-terhadap-vaksin-covid-19-secara-global-masih-terjadi