Adapun, program ini merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan produktivitas kebun sawit rakyat yang masih tergolong rendah.
"Sampai dengan 2022, pemerintah menargetkan peremajaan sawit rakyat pada lahan seluas 540.000 hektar," kata Ma'ruf dalam acara Panen Perdana Kelapa Sawit Program Peremajaan Sawit Rakyat yang disiarkan secara daring, Kamis (2/9/2021).
Ma'ruf mengatakan, untuk mencapai target tersebut, Pemerintah bersama seluruh pemangku kepentingan industri sawit perlu bekerja bersama.
Menurut dia, diperlukan kerja sama yang erat oleh tiga pihak dalam rangka pengelolaan sawit berkelanjutan, yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat.
"Sebagai penghasil kelapa sawit terbesar di dunia dan menguasai 55 persen pasar ekspor global, industri dan perkebunan kelapa sawit memiliki peran strategis dalam pembangunan ekonomi Indonesia," ujarnya.
"Industri dan perkebunan kelapa sawit mampu menciptakan kesempatan kerja yang cukup luas dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang terkait," kata Ma'ruf Amin.
Terkait ekspor pertanian, kata Ma'ruf, saat ini angkanya meningkat sebesar 40,29 persen dibandingkan pada 2020 lalu.
Pada 2020, ekspor pertanian tumbuh 15,79 persen atau mencapai Rp 451,77 triliun dibanding dengan periode yang sama di tahun 2019.
"Khusus untuk ekspor komoditas kelapa sawit di tahun 2020 mencapai USD 22,97 miliar atau setara dengan Rp 321,5 triliun. Angka ini naik 13,6 persen dibandingkan tahun 2019," ucap dia.
https://nasional.kompas.com/read/2021/09/02/16381511/hingga-2022-pemerintah-targetkan-peremajaan-sawit-rakyat-di-lahan-540000