"Ini kemenangan buat semua orang, bukan hanya perempuan, juga untuk laki-laki, semua orang. Saya seorang laki-laki, saya merasa juga ini berkah buat saya," ujar Andreas, dalam konferensi pers virtual, Rabu (1/9/2021).
Andreas menilai, tes keperawanan pada dasarnya merupakan praktik yang merendahkan perempuan.
Menurut dia, kalau pun ada pihak yang berargumen bahwa tes tersebut juga diterapkan pada laki-laki, hal itu tak ubahnya sebagai omong-kosong semata.
"Itu balon-balon propaganda. WHO tidak percaya," kata Andreas.
Selain itu, Andreas menyebut bahwa tes keperawanan tidak ilmiah.
Hal ini juga diperkuat dengan argumentasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang menyatakan tes keperawanan tak bisa membuktikan apakah seorang perempuan maupun laki-laki pernah berhubungan seksual.
"Itu satu kesimpulan kami, merendahkan perempuan, diskriminatif, dan tidak ilmiah," kata dia.
Sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa memutuskan untuk menghapus tes keperawanan untuk calon Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad).
"Soal himen atau selaput dara. Tadinya merupakan satu penilaian. Himennya utuh, himen ruptured (robek) sebagian, atau ruptured sampai habis. Sekarang tidak ada lagi penilaian itu," kata Andika dalam keterangan persnya yang disampaikan lewat video, Rabu (11/8/2021).
Selain itu, tidak ada lagi pemeriksaan secara khusus di bagian dalam vagina dan serviks.
Namun, pemeriksaan di bagian luar alat kelamin dan abdomen masih dilakukan dalam rangkaian tes kesehatan.
"Tidak ada lagi pemeriksaan inspeksi vagina dan serviks, tetapi pemeriksaan genitalia luar, abdomen, tetap," ucap dia.
https://nasional.kompas.com/read/2021/09/01/12425011/tni-ad-hapus-tes-keperawanan-hrwi-kemenangan-semua-orang-bukan-hanya