Sebelumnya, Sekretaris Dewan Pembina PSI Raja Juli Antoni menuding PAN kerap bermain politik dua kaki, yaitu saat pengurusnya ada yang menjadi menteri tetapi kader yang lain "menembaki" Presiden Joko Widodo. Viva Yoga pun membantah tudingan itu.
"Terima kasih buat Mas Juli atas imbauan moralnya. Pada masa itu, PAN tidak main politik dua kaki atau tiga kaki," kata Yoga saat dihubungi Kompas.com, Jumat (27/8/2021).
Yoga menjelaskan, kondisi yang dimaksud PSI terjadi menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres 2019). Ketika itu, kader PAN Asman Abnur diketahui menjabat Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Namun, dalam ajang Pilpres 2019 PAN kemudian merapat ke koalisi Prabowo Subiantio dan Sandiaga Uno bersama Partai Gerindra, PKS, dan Partai Demokrat.
Asman Abnur kemudian mundur dari posisinya sebagai menteri sebagai pertanggungjawaban politik.
"Dalam rangka menegakkan fatsun politik, PAN mengundurkan diri dari kabinet. PAN tetap mengedepankan moral berpolitik dalam sikap dan perilakunya," kata dia.
Yoga melanjutkan, kritik PAN terhadap pemerintah sebenarnya hal yang biasa dalam sistem pemerintahan demokrasi.
Sebab, ia berpandangan bahwa dalam jalannya pemerintahan harus tetap ada fungsi kontrol dan pengawasan terhadap kinerja pemerintah. Hal ini juga dilakukan PAN di parlemen.
Ia menjelaskan, PAN mengkritisi pemerintah di DPR dalam rangka melaksanakan fungsi konstitusional sebagai anggota dewan.
"Harus ada check and balances untuk meningkatkan kualitas demokrasi," ucapnya.
"Tugasnya yaitu melaksanakan fungsi legislasi, budgetting dan controlling atau pengawasan. Dan semua partai yang ada di DPR menjalankan fungsi konstitusional itu, baik parpol yang mendukung pemerintah maupun parpol yang berada di luar pemerintah," kata Yoga.
Yoga menegaskan bahwa PAN membawa wajah baru pasca-kongres di Kendari 2020. PAN, kata dia, kini memiliki semangat, spirit, dan energi yang baru.
Semangat tersebut yang akan ditampilkan PAN ketika akhirnya merapat ke partai koalisi pemerintah.
Sebelumnya, Raja Juli Antoni mempermasalahkan posisi PAN yang kerap bermain di antara dua kaki dalam berpolitik.
"Salah seorang pengurusnya misalkan menjadi menteri di kabinet Pak Jokowi. Akan tetapi langgam politiknya, personal-personal lainnya selalu nembakin Pak Jokowi," ujar Antoni, Kamis (26/8/2021).
Atas hal itu, Juli berharap PAN mampu konsekuen dalam pilihan politiknya jika benar bergabung dalam koalisi dengan cara berhenti bermain dalam politik dua kaki.
https://nasional.kompas.com/read/2021/08/27/11040291/tak-terima-dituding-psi-bermain-politik-dua-kaki-ini-penjelasan-pan