JAKARTA, KOMPAS.com – Jurnalis Burhanuddin Muhammad Diah turut menjadi saksi pada saat Soekarno-Hatta mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh PPKI di kediaman Laksamana Tadashi Maeda di jalan Meiji Dori (kini Jalan Imam Bonjol Nomor 1).
Pertemuan yang berlangsung pada tanggal 16 Agustus 1945 malam itu memiliki agenda menyusun naskah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.
Soekarno awalnya menulis draf teks proklamasi pada selembar kertas putih berukuran panjang 25,8 sentimeter, lebar 21,3 sentimeter dan tebal 0,5 milimeter. Kertas itu disobek dari sebuah buku kecil.
Setelah diutak-atik oleh Soekarno-Hatta dan sejumlah tokoh PPKI, akhirnya jadilah sebuah draf teks proklamasi yang akan dibacakan keesokan harinya.
Soekarno menyerahkan secarik kertas tersebut ke Sayuti Melik untuk ditulis ulang menggunakan mesin ketik.
Karena mereka telah memiliki teks proklamasi yang sudah rapih menggunakan mesin ketik, secarik kertas draf tadi dibuang ke keranjang sampah.
Tidak ada catatan sejarah yang menunjukkan secara pasti siapa yang membuang kertas draf tersebut. Apakah Soekarno, Sayoeti Melik atau orang lain di ruangan itu.
“Tidak ada bukti sejarahnya. Yang jelas, setelah ada teks proklamasi dalam bentuk naskah untuk dibacakan, Bung Karno tidak lagi memegang (draf). Karena yang dipegang tentu saja yang sudah jadi,” ujar Kepala ANRI Imam Gunarto.
Rupanya naluri jurnalistik BM Diah bekerja. Beberapa saat setelahnya, ia mengambil draf teks proklamasi itu dari keranjang sampah dan menyimpannya.
Secarik kertas tersebut tampak sudah tidak bagus lagi kondisinya.
Siapa sangka apa yang dilakukan BM Diah menjadi kunci bagi kelengkapan arsip tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Tidak hanya BM Diah yang berperan menyelamatkan arsip proklamasi kemerdekaan. Sejumlah tokoh juga berperan penting menyelamatkan Indonesia dari kegelapan identitas.
Tanpa teks, foto, video dan audio tentang acara itu, kita tidak memilki bukti otentik bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia pernah diproklamasikan.
Siapa saja mereka? Bagaimana kisah mereka? Lanjutkan membaca dengan klik link ini
https://nasional.kompas.com/read/2021/08/26/08382521/kisah-para-penyelamat-arsip-proklamasi-kemerdekaan-indonesia