Menurut Syaikhu, penurunan presidential threshold akan membuka pintu bagi tokoh-tokoh berkualitas untuk mengikuti kontestasi pemilihan presiden.
"Presidential threshold mungkin perlu dipertimbangkan kembali, diturunkan, sehingga banyak pemimpin-pemimpin yang berkualitas juga akan ikut tampil dalam kontestasi," kata Syaikhu dalam acara pidato kebangsaan Ketua Umum Partai Politik memperingati 50 Tahun CSIS Indonesia, Jumat (20/8/2021).
Syaikhu meyakini, Indonesia punya banyak stok pemimpin dan tokoh yang memiliki kredibilitas, kapasitas, dan akseptabilitas untuk memimpin Indonesia ke depan.
"Asalkan jalan-jalannya tidak tersumbat," ujar dia.
Di samping itu, Syaikhu juga menyoroti isu wacana penambahan masa jabatan presiden menjadi tiga periode yang dinilainya akan membuat masa depan demokrasi Indonesia semakin terpuruk.
Ia mengatakan, pembatasan jabatan presiden penting untuk menghindari adanya penyelewengan kekuasaan serta menghindari korupsi, kolusi, dan nepotisme.
"Selain itu, pembatasan dua periode untuk memastikan bahwa kaderisasi kepemimpinan nasional berjalan dengan baik. Rakyat harus diberikan pilihan calon-calon presiden baru yang akan memimpin Indonesia ke depan," ujar dia.
Sebelumnya, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera penah menyebut partainya mengusulkan agar presidential threshold diturunkan menjadi 10 persen.
"Partai Keadilan Sejahtera berkehendak mengusulkan threshold ambang batas untuk pilpres diturunkan. Sebelumnya 20 persen kursi dan 25 persen suara, kita usulkan 10 persen kursi dan 15 persen suara," kata Mardani dalam video yang diunggah di akun Youtube Mardani Ali Sera, Selasa (2/2/2021).
https://nasional.kompas.com/read/2021/08/20/18212191/pks-nilai-presidential-threshold-perlu-diturunkan