Salin Artikel

Covid-19 Disebut Akan Menjadi Penyakit Endemi, Apa Maksudnya?

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, mengatakan bahwa virus corona akan tetap hidup menjadi sebuah endemi di dunia.

Hal itu disampaikan oleh Wiku berdasarkan survei yang dilakukan oleh Nature terhadap 100 ahli imunologi, firologi, dan peneliti penyakit menular.

Sebelumnya, pada Awal Maret 2021, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO juga telah memprediksi jika virus corona bisa menjadi penyakit endemi di sebuah wilayah, meskipun vaksinasi telah mulai dilakukan. 

Apa artinya endemi?

Mengutip PublicHealth, endemi adalah wabah penyakit yang terjadi secara konsisten tetapi terbatas pada wilayah tertentu, sehingga penyebaran dan laju penyakit dapat diprediksi.

Artinya penyakit endemi selalu ada pada populasi atau wilayah tertentu. Contonya seperti malaria dan demam berdarah.

Berbicara soal endemi, hal ini tentunya tidak terlepas dari pandemi dan epidemi. Pandemi adalah suatu wabah yang menyebar secara luas di dunia, misalnya seperti Covid-19 saat ini.

Dalam situs satgas Covid-19 menyebutkan bahwa istilah pandemi terkesan menakutkan tapi sebenarnya itu tidak ada kaitannya dengan keganasan penyakit, tapi lebih pada penyebaran penyakitnya yang meluas di seluruh wilayah di dunia.

Sementara, epidemi mengacu pada wabah penyakit yang terjadi hanya pada satu atau lebih  kelompok atau wilayah geografis. Contohnya seperti campak.

Namun, penyakit epidemi tidak selalu penyakit yang menular. Ada penyakit yang tidak menular seperti obesitas, merokok, itu juga disebut sebagai penyakit epidemi.

Jika dianalogikan seperti ini: WHO mengumumkan pandemi karena ada suatu penyakit baru yang penularannya begitu cepat menyerang semua penduduk di dunia seperti Covid-19 sekarang.

Kemudian, ada wilayah yang telah berhasil mengendalikan Covid-19, artinya ada wilayah yang benar-benar bebas dari Covid-19 dan dianggap aman, maka WHO dapat mencabut status pandemi dan mengubahnya menjadi epidemi karena sebagian wilayah di dunia masih terjangkit Covid-19.

Dalam keadaan tertentu, epidemi dapat menyebabkan penyakit menjadi endemi yang artinya penyakit tersebut akan selalu ada di sekitar manusia. Itu sebabnya mengapa Covid-19 disebut berpeluang menjadi penyakit endemi.

Singkatnya pandemi merupakan wabah yang terjadi di seluruh dunia. Sedangkan epidemi hanya terjadi pada populasi di wilayah atau geografis tertentu dan bisa berkembang menjadi endemi atau penyakit yang akan selalu ada.


Covid-19 belum menjadi endemi dalam waktu dekat

Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, mengatakan Covid-19 belum menjadi endemi dalam waktu dekat. 

Sebab status pandemi Covid-19 menurut Dicky baru akan dicabut oleh WHO tahun depan. Itu pun baru kemungkinan.

"Kalau jadi endemi di 2022, itu belum, kalau menurut saya. Pandemi ini bahkan baru berakhir paling cepat pertengahan tahun depan atau akhir tahun depan status pandeminya. Tapi, setelah itu dia akan jadi epidemi dulu, karena ada beberapa negara yang masih mengalami masa krisis," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Rabu (18/8/2021).

Covid-19 menjadi endemi, kata Dicky, diprediksi baru akan terjadi sekitar beberapa tahun mendatang setelah epidemi terjadi.

"Jadi endeminya belum tahu apakah 2023, 2024, atau 2025. Nanti kita lihat perkembangannya ketika epidemi itu sudah mulai terjadi," katanya.

Meski begitu, menurut Dicky, pemerintah bisa mulai menyiapkan sistem kesehatan terkait Covid-19 yang berpeluang menjadi endemi seperti halnya yang telah dilakukan pemerintah terhadap penyakit malaria atau demam berdarah.

"Artinya harus ada program rutin dalam kaitan covid-19 ini, menurut saya bisa mulai disiapkan misalnya tahun depan," katanya.


Pemerintah siapkan lima langkah penanganan

Dengan adanya prediksi tersebut, kata Wiku, hal baik yang dapat ditangkap yaitu di masa mendatang kekebalan masyarakat akan meningkat terhadap virus corona seiring dengan akselerasi vaksinasi ataupun infeksi alamiah.

Dengan demikian, angka perawatan dan kematian pasien Covid-19 akan berkurang meskipun virus masih tetap ada dan terus beredar. 

Pemerintah setidaknya menyiapkan lima hal sebagai upaya untuk membentuk ketahanan kesehatan masyarakat dalam jangka panjang.

Pertama, pengendalian kegiatan masyarakat dan modifikasi perilaku menjalankan protokol kesehatan.

"Selama virus ini masih ada maka proses mengetat-longgarkan kegiatan akan terus dilakukan demi mencapai masyarakat yang sehat dan produktif serta aman," ujar Wiku.

Kedua, mempercepat pembentukan kekebalan imunitas atau herd immunity secara gradual atau bertahap, mulai dari pembentukan kekebalan regional, daerah aglomerasi, hingga perlahan terbentuk kekebalan menyeluruh secara nasional.

Apabila Indonesia telah mencapai kekebalan komunitas secara nasional, kata Wiku, RI bakal menyumbang angka cukup besar dalam eliminasi Covid-19 secara global.

Ketiga, dengan meningkatkan kapasitas dan infrastruktur kesehatan secara merata di seluruh pelosok daerah melalui testing, tracing, dan treatment. 

Keempat, mengawasi distribusi varian virus yang muncul dan terus berkembang. Diupayakan pula untuk terus memperbarui teknologi guna meminimalisasi efek varian virus, baik terhadap upaya pengobatan diagnostik maupun upaya pelayanan kesehatan lainnya.

Kelima, menyusun rencana ketahanan kesehatan masyarakat jangka panjang dengan melibatkan pertimbangan multidisiplin, seperti interaksi antarmanusia, hewan, dan tumbuhan sebagai investasi kesehatan jangka panjang.

"Hal ini akan sangat bermanfaat tidak hanya untuk menangani Covid-19, tetapi juga mempersiapkan diri terhadap ancaman kedaruratan kesehatan masyarakat di masa yang akan datang," kata Wiku.

https://nasional.kompas.com/read/2021/08/18/16103091/covid-19-disebut-akan-menjadi-penyakit-endemi-apa-maksudnya

Terkini Lainnya

Anggota Dewas Akui Dilaporkan Wakil Ketua KPK karena Koordinasi dengan PPTK

Anggota Dewas Akui Dilaporkan Wakil Ketua KPK karena Koordinasi dengan PPTK

Nasional
Prabowo: Pers Bagian Penting Demokrasi meski Kadang Meresahkan

Prabowo: Pers Bagian Penting Demokrasi meski Kadang Meresahkan

Nasional
Prabowo: Pertandingan Selesai, di Dalam atau Luar Pemerintahan Harus Rukun

Prabowo: Pertandingan Selesai, di Dalam atau Luar Pemerintahan Harus Rukun

Nasional
Gibran Dijadwalkan Bertemu Wapres Ma'ruf Amin Sore Ini

Gibran Dijadwalkan Bertemu Wapres Ma'ruf Amin Sore Ini

Nasional
Prabowo Tiba di DPP PKB, Disambut Cak Imin dengan Karpet Merah

Prabowo Tiba di DPP PKB, Disambut Cak Imin dengan Karpet Merah

Nasional
Mahfud Sebut Mulai Buka Komunikasi dengan Banyak Pihak yang Sengaja Ditutup Selama Pilpres 2024

Mahfud Sebut Mulai Buka Komunikasi dengan Banyak Pihak yang Sengaja Ditutup Selama Pilpres 2024

Nasional
Mahfud Baru Tahu Ada Undangan Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran 30 Menit Sebelum Acara

Mahfud Baru Tahu Ada Undangan Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran 30 Menit Sebelum Acara

Nasional
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Dewas

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Dewas

Nasional
Moeldoko Lantik Deputi IV dan V KSP, Isi Posisi Juri Ardiantoro dan Jaleswari Pramodhawardani

Moeldoko Lantik Deputi IV dan V KSP, Isi Posisi Juri Ardiantoro dan Jaleswari Pramodhawardani

Nasional
Jokowi Soroti Minimnya Dokter Spesialis, Indonesia Rangking 147 Dunia

Jokowi Soroti Minimnya Dokter Spesialis, Indonesia Rangking 147 Dunia

Nasional
Defisit Produksi Minyak Besar, Politisi Golkar: Ubah Cara dan Strategi Bisnis

Defisit Produksi Minyak Besar, Politisi Golkar: Ubah Cara dan Strategi Bisnis

Nasional
Airlangga: Jokowi dan Gibran Sudah Masuk Keluarga Besar Golkar

Airlangga: Jokowi dan Gibran Sudah Masuk Keluarga Besar Golkar

Nasional
Terima Kasih ke Jokowi, Prabowo: Pemilu Tertib atas Kepemimpinan Beliau

Terima Kasih ke Jokowi, Prabowo: Pemilu Tertib atas Kepemimpinan Beliau

Nasional
1 Juta Warga Berobat ke Luar Negeri, Jokowi: Kita Kehilangan Rp 180 T

1 Juta Warga Berobat ke Luar Negeri, Jokowi: Kita Kehilangan Rp 180 T

Nasional
Kronologi Ganjar Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, KPU Telat Kirim Undangan

Kronologi Ganjar Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, KPU Telat Kirim Undangan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke