Rencana tersebut digulirkan menyusul kelompok Taliban yang menyatakan perang telah usai dan berhasil mengambil alih kembali Afghanistan.
"Ada rencana evakuasi dan masih terus dimatangkan," ujar Faizasyah kepada Kompas.com, Senin (16/8/2021).
Faizasyah mengatakan, meskipun ada evakuasi, nantinya KBRI di Afghanistan tetap beroperasi dengan jumlah staf terbatas.
"Masih dimatangkan (rencana evakuasi). KBRI akan tetap beroperasi dengan jumlah staf yang terbatas, essential staff," ujar dia.
Faizasyah juga memastikan bahwa kondisi para WNI, termasuk pejabat dan staf KBRI di Afghanistan, pada umumnya dalam kondisi baik.
Sebelumnya diberitakan, juru bicara Taliban urusan politik Mohammad Naeem mengatakan, perang telah usai kepada Al Jazeera Mubasher TV, Minggu (15/8/2021).
Pernyataan tersebut disampaikan Naeem beberapa saat setelah Taliban memasuki ibu kota Afghanistan, Kabul.
Setelah Taliban memasuki Kabul pada Minggu, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dilaporkan meninggalkan Afghanistan.
Ghani beralasan, dia ingin menghindari pertumpahan darah. Beberapa orang di media sosial mengecamnya sebagai pengecut.
Jatuhnya Kabul ke tangan Taliban tak terlepas dari hengkangnya pasukan asing yang dipimpin Amerika Serikat (AS).
Awalnya, AS bakal menarik seluruh pasukannya dari Afghanistan dengan tempo 11 September 2021. “Negeri Paman Sam” mengatakan, pasukannya bakal ditarik secara bertahap mulai Mei.
Sejak saat itu, 50 dari 370 distrik di Afghanistan telah jatuh di tangan Taliban sejak Mei, saat dilanjutkannya penarikan pasukan AS dari Afghanistan.
Rupanya, penarikan pasukan asung maju dari jadwal. Pada awal Juni ini, lebih dari 50 persen tentara AS yang ada di Afghanistan telah dipulangkan.
Setelah itu, militer AS bungkam dan enggan memerinci lagi soal upaya penarikan pasukannya.
https://nasional.kompas.com/read/2021/08/16/13490331/taliban-kembali-kuasai-afghanistan-kemenlu-rencanakan-evakuasi-wni