Salin Artikel

Pemasangan Baliho Tokoh Politik di Tengah Pandemi Berpotensi Jadi Bumerang

JAKARTA, KOMPAS.com – Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menilai maraknya pemasangan baliho yang dilakukan sejumlah politisi di tengah pandemi Covid-19 dinilai dapat menjadi bumerang.

Diketahui, sejumlah politisi di antaranya Ketua DPR RI yang juga Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani dan Menko Perekonomian yang juga Ketua Umum Partai Golkar memasang baliho bergambar diri mereka di sejumlah wilayah di Tanah Air.

“Ada hal-hal yang sifatnya bisa menjadi efek bumerang,” kata Yunarto dalam acara rilis survei yang dilakukan secara virtual, Kamis (12/8/2021).

Ia mengatakan, pemasangan atribut seperti baliho atau billboard yang dilakukan Puan dan Airlangga dalam jumlah masif tentu akan menaikan tingkat pengenalan diri mereka kepada publik.

Namun, ia mengatakan, pengenalan terhadap tokoh belum tentu berbanding lurus dengan kesukaan masyarakat kepada mereka.

Bahkan, Yunarto mengatakan, dalam kondisi tertentu hal tersebut justru dapat memberikan pandangan negatif di mata masyarakat.

“Misal kita temukan dalam beberapa riset daerah poster yang ditempel di rumah itu akan meninggalkan efek menyebalkan di masyarakat, karena akan meniniggalkan efek kotor, dipasang sama siapa kenal juga enggak,” imbuhnya.

Lebih lanjut, ia menilai, masyarakat bisa memberikan persepsi negatif terhadap pemasangan baliho, terlebih di tengah situasi pandemi ini.

Sebab, pemasangan baliho tentunya memerlukan dana yang cukup besar. Sementara, pada saat yang sama banyak masyarakat mengalami situasi krisis akibat pandemi.

“Karena ketika bicara kondisi sulit, tapi ada elite yang bisa menggunakan uang miliar atau puluhan miliaran untuk dirinya narsis itu akan menjadi efek bumerang,” ucap dia.

“Kenapa tidak tidak digunakan untuk membantu kesulitan masyarakat di bawah? Kenapa tidak memperkenalkan diri dengan menggunakna sesuatu yang bisa berguna dalam kondisi sulit,” lanjut dia.

Oleh karena itu, Yunarto tidak heran, meskipun Puan dan Airlangga gencar memasang baliho bergambar diri mereka, namun hal itu tetap tidak membuat elektabilitas mereka meningkat pesat.

“Bukan tidak mungkin kecenderungannya akan terbalik dan bisa terlihat dengan tingkat kesukaannya seperti Mas Airlangga dan Mba Puan tidak cukup baik dibandingkan dengan nama-nama lain yang kita tahu tidak memasang baliho,” kata Yunarto.

“Kebetulan jabatannya itu adalah kepala daerah itu yang memiliki fungsi secara langsung terkait denan penanagan pandemi,” kata dia.

Diberitakan sebelumnya, meskipun pilpres 2024 memang belum dimulai namun sejumlah politisi sudah mulai tebar pesona dengan memasang baliho bergambar wajah dirinya yang berukuran super besar dan menyesaki jalanan.

Baliho bergambar wajah para politisi itu memang tidak secara eksplisit menunjukkan untuk kepentingan pengenalan diri sebagai calon presiden atau wakil presiden di Pilpres 2024. Kendati demikian pertandanya cukup jelas.

Sejumlah politisi yang terlihat masif wajahnya di baliho-baliho di antaranya ialah Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua DPP PDI-P Puan Maharani, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.

https://nasional.kompas.com/read/2021/08/12/21004101/pemasangan-baliho-tokoh-politik-di-tengah-pandemi-berpotensi-jadi-bumerang

Terkini Lainnya

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P 'Happy' di Zaman SBY...

TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P "Happy" di Zaman SBY...

Nasional
KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

Nasional
'Groundbreaking' IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

"Groundbreaking" IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

Nasional
Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Nasional
Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke