Dengan demikian, Dwi mengatakan, negara tidak ingin intelektual Indonesia menjadi koruptor.
"Karena ternyata jumlah koruptor di Indonesia itu 64 persen adalah lulusan perguruan tinggi, kita tidak ingin punya intelektual seperti itu,” kata Dwi dalam siaran Youtube Ditjen Diktiristek, Senin (9/8/2021).
Dwi juga menyampaikan, tidak mudah bagi seseorang untuk bisa menjadi intelektual yang terdidik.
Menurut dia, kaum terdidik seharusnya mengemban sikap cinta Tanah Air, memiliki integritas, dan jujur.
"Dalam secara perjuangan bangsa, selalu bangsa ini maju karena kaum terdidik tapi adalah kaum terdidik yang cinta Tanah Air, kaum terdidik yang penuh dengan integritas, penuh dengan kejujuran, bukan kaum-kaum terdidik yang korupsi," ujar dia.
Ia menilai hal ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi para generasi penerus bangsa untuk bisa menjadi intelektual yang terdidik.
"Ini saya pikir tantangan bagi kita semua kaum terdidik yang ada di Indonesia," tutur dia.
Lebih lanjut, Dwi melanjutkan, perubahan zaman yang cepat dan tidak terprediksi akan terus terjadi di masa depan.
Ia juga mendorong agar para generasi muda mampu beradaptasi mengikuti perkembangan di masa depan.
"Semuanya perlu adventure, perlu flexibility. Tidak bisa kita lagi kaku birokratis seperti kayu ini karena perahu kayu ini tidak cocok untuk lingkungan yang sangat berubah ini," ujar dia.
https://nasional.kompas.com/read/2021/08/09/13531881/direktur-lpdp-64-persen-koruptor-indonesia-lulusan-perguruan-tinggi