Salin Artikel

Lewat Teaching Factory, Kementerian KP Cetak Wirausaha Muda di Kampus Vokasi

KOMPAS.com – Kepala Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan (Pusdik KP) Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan (Kementerian KP) Bambang Suprakto menjelaskan, saat ini pihaknya menyelenggarakan pendekatan teaching factory dalam praktik pembelajaran kepada para peserta didik.

Melalui pendekatan itu, peserta didik dapat belajar dengan metode “pabrik mini” di dalam kampus, dengan porsi kegiatan praktik sebesar 70 persen dan teori 30 persen yang biayanya disubsidi oleh negara.

“Sebanyak 50 persen kuota peserta didik diisi oleh anak-anak pelaku utama kelautan dan perikanan, seperti nelayan, pembudidayaan ikan, pengolah dan pemasar ikan, hingga petambak garam,” jelas Bambang melalui keterangan tertulisnya, Jumat (6/8/2021).

Lewat program tersebut, sebut dia, para lulusannya tidak hanya memperoleh ijazah, tetapi juga sertifikat keahlian serta kompetensi yang diakui dunia usaha dan dunia industri (Dudi) sesuai bidang masing-masing.

“Mereka dicetak bukan hanya menjadi tenaga kerja profesional, tetapi juga lebih diarahkan sebagai wirausaha di sektor kelautan dan perikanan,” ujarnya.

Menurut Bambang, hal itu sejalan dengan arahan Menteri Kelautan dan Perikanan (Menteri KP) Sakti Wahyu Trenggono yang meminta seluruh satuan pendidikan di Kementerian KP untuk mengembangkan kegiatan wirausaha bagi peserta didik.

“Di sini, promosi produk hasil karya praktik akhir (KPA) peserta didik merupakan salah satu tindak lanjutnya,” kata dia.

Salah satu satuan pendidikan yang menerapkan arahan tersebut adalah Politeknik Kelautan dan Perikanan (KP) Karawang, Jawa Barat (Jabar). Politeknik ini menyelenggarakan kegiatan promosi produk hasil KPA taruna secara daring, Jumat.

Pada agenda tersebut, turut hadir komisi pembimbing, komisi penguji, observer dari Dudi dan lembaga keuangan, para orangtua atau wali, serta para taruna dari lingkup Politeknik KP Karawang.

Direktur Politeknik KP Karawang Mochamad Nurhudah mengatakan, proses untuk menjadikan taruna sebagai calon wirausaha dilakukan melalui program-program yang berfokus pada penumbuhan dan penguatan jiwa kewirausahaan.

“Ini bisa dicapai melalui inisiasi dan pengembangan kreativitas dan inovasi. Jenis kegiatan dilakukan melalui pembelajaran teori, praktik reguler, praktik lapangan, magang, dan kunjungan edukasi ke Dudi,” tutur dia.

Adapun ruang lingkup pembelajaran, jelas dia, meliputi mata kuliah tematik dan proses produksi yang dilakukan di teaching factory, Dudi, usaha mikro kecil menengah (UMKM), dan di tempat orangtua atau wali yang in-line dengan program studi (prodi).

“Metode kuliahnya blended learning dan kegiatan praktikum dilakukan di laboratorium, workshop, teaching factory, studi banding, dan pemagangan,” sebutnya.

Sementara itu, Bambang menerangkan, peningkatan capaian kompetensi diarahkan melalui kegiatan praktik pengenalan kehidupan masyarakat pesisir, praktik kerja lapangan (PKL), dan kerja praktik akhir.

Menurut dia, karya akhir berupa laporan dan kerja praktik akhir merupakan syarat kelulusan kuliah. Laporan ini harus dipertahankan dalam ujian komprehensif yang pelaksanaannya dilakukan dalam dua metode, yakni reguler dan promosi.

Promosi selanjutnya, tambah Bambang, diperuntukkan bagi mereka yang karyanya memenuhi kriteria, yakni dilakukan secara mandiri, serta merupakan inovasi maupun pengembangan yang memberikan dampak sosial untuk masyarakat.

Tak hanya itu, karya peserta didik juga diharuskan memberikan dampak ekonomi dan memiliki tingkat keberlanjutan yang benar.

“Berdasarkan hasil seminar KPA tahun ini, dari 67 Taruna Tingkat III, terpilih empat kandidat yang berhak dipromosikan untuk menjadi calon startup baru yang telah membentuk produk inovasi,” terangnya.

Dari empat kandidat yang berhasil dipromosikan, inovasi pembuatan mi instan dengan penambahan tulang ikan Swanggi (Pricantus tayenus) oleh Akhmad Saeroji dari Prodi Teknik Pengolahan Produk Perikanan (TPPP) cukup menyita perhatian.

Swanggi sendiri merupakan jenis ikan yang melimpah di daerah Rembang, Jawa Tengah (Jateng).

Sebagai anak yang lahir dan besar di Rembang, Akhmad ingin berkarya dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di daerahnya. Menurutnya, hal ini bisa menjadi inovasi baru dengan didukung ilmu yang diperolehnya selama kuliah.

Akhmad mengaku, ia pertama kali melihat potensi besar Ikan Swanggi saat melaksanakan PKL di Usaha Dagang (UD) Putra Bahari, Rembang, pada 2020.

Perusahaan tersebut, sebut dia, memproduksi abon ikan berbahan baku daging Ikan Swanggi. Dari hasil produksi ini, dihasilkan cukup banyak tulang ikan yang belum dimanfaatkan dengan baik.

“Ide bisnis untuk memasukkan kandungan nutrisi seperti protein ini muncul karena saya penggemar mi instan. Terlebih juga Indonesia menjadi negara konsumen mi instan terbesar di dunia menurut World Instant Noodles Association pada 2019. Ini bisa menjadi potensi baik,” terangnya.

Inovasi kedua datang dari Nurlaila Esti Melliyana dari Prodi TPPP yang membuat alat pengisi adonan tahu bakso ikan dengan penggerak manual berskala industri rumah tangga.

Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan, alat tersebut mampu mempertahankan mutu produk tahu bakso ikan dan meningkatkan kecepatan waktu produksi. Alhasil, produksi menjadi lebih cepat dan efisien karena biaya produksi semakin menurun.

Meskipun saat ini masih berbentuk prototipe, Esti memiliki keinginan besar agar alat ciptaannya bisa dikembangkan dan diproduksi secara massal.

“Dengan begitu, masyarakat, khususnya pengusaha tahu bakso ikan, bisa meningkatkan produksi dan memberikan dampak ekonomi yang lebih besar untuk sekitarnya,” harap dia.

Adapun inovasi ketiga adalah pengaruh penambahan rumput laut (Gracilaria sp) terhadap mutu sosis Ikan Lele oleh Rio Laksamana dari Prodi TPPP.

Rio mengaku bahwa ketersediaan bahan baku, proses produksi, peluang pasar, serta keberlanjutan usaha menjadi landasan utama dalam pengembangan produk tersebut.

Latar belakang orangtua Rio sebagai pembudidaya ikan lele turut mendukung adanya diversifikasi produk olahan yang dibutuhkan oleh konsumen.

Pengolahannya menjadi sosis sangat prospektif, karena ada perubahan pola hidup dan aktivitas masyarakat yang semakin padat, terutama di daerah perkotaan.

Di daerah perkotaan, masyarakat cenderung mengonsumsi produk-produk praktis, siap saji, higienis, bergizi, murah, dan mudah diperoleh.

“Masalahnya adalah jika memproduksi Ikan Lele konsumsi sesuai permintaan pasar, ukurannya menjadi terlalu besar dan nilai jualnya juga sangat rendah,” ujar dia.

Sebagai solusi, Rio melakukan inovasi pembuatan sosis Ikan Lele yang dikombinasikan dengan rumput laut yang merupakan komoditas unggulan Kabupaten Karawang.

Inovasi terakhir datang dari Ghea Azzahea Putri Agus dari prodi Teknik Kelautan (TKL) dengan inovasi peningkatan nilai ekonomi garam sebagai alternatif usaha pada era pandemi Covid-19.

Saat semester III, Ghea bahkan mengikuti lomba gelar kewirausahaan dengan mengajukan judul “Produk Garam Kosmetik dengan Teknik Repacking”. Namun, sayang, ia gagal masuk ke dalam nominasi.

Meski demikian, Ghea tetap yakin bahwa garam bisa menjadi usaha prospektif. Dia bahkan terus berupaya mengubah rasa garam menjadi manis. Hal inilah yang mengilhaminya membuat brand  “Uyah Legi”.

Ketika PKL semester IV, Ghea tidak ragu mengambil tema tentang garam lagi. Topiknya adalah “Penaikkan Mutu Garam untuk Pembuatan Garam Kosmetik (Sea Salt Scrub)”.

Perbaikan metode sea salt scrub pun terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas. Sebab, sea salt scrub merupakan produk pertama Uyah Legi yang sudah mulai dipasarkan secara online.

Kemudian, pada PKL semester V, dirinya mengajukan tema berjudul “Pengembangan Kewirausahaan Garam Krosok untuk Produk Kecantikan pada Home Industry” yang dilaksanakan secara mandiri di Rumah Uyah Legi, Pekalongan.

Saat itu, telah muncul produk baru, yakni salt toner. Produk ini telah melalui proses izin usaha mikro dan kecil (IUMK) dan telah mendapatkan nomor induk berusaha (NIB).

“Saat ini tengah diurus dokumen perizinan ke Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika (LPPOM) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jabar,” ujar dia.

Lebih lanjut, Nurhudah menjelaskan, produk-produk kewirausahaan tersebut berhak mendapatkan penghargaan berupa hak dan kekayaan intelektual.

“Diharapkan para anak muda terpacu untuk berwirausaha sejak dini, sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya di sektor kelautan dan perikanan,” harapnya.

Sebagai informasi, tak hanya di Karawang, satuan pendidikan Kementerian KP tersebar di berbagai daerah lain di seluruh Indonesia.

Diantaranya adalah satu Politeknik Ahli Usaha Perikanan (Kampus Jakarta, Bogor, dan Serang), sembilan Politeknik KP di Pangandaran, Karawang, Sidoarjo, Bitung, Sorong, Kupang, Bone, Dumai, dan Jembrana, serta satu Akademi Komunitas di Wakatobi.

Tak ketinggalan, ada pula sembilan Sekolah Usaha Perikanan Menengah di Aceh, Tegal, Lampung, Pariaman, Pontianak, Bone, Ambon, Sorong, dan Kupang.

https://nasional.kompas.com/read/2021/08/06/20024911/lewat-teaching-factory-kementerian-kp-cetak-wirausaha-muda-di-kampus-vokasi

Terkini Lainnya

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke