Salin Artikel

Gus Menteri Minta Mahasiswa Tingkatkan Produktivitas

KOMPAS.com – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Menteri Desa PDTT) Abdul Halim Iskandar atau Gus Menteri mengatakan, setiap mahasiswa harus bisa meningkatkan produktivitas selama berada di universitas.

Hal itu, kata dia, bisa terwujud dengan membangun cara berpikir konstruktif bahwa kampus bukan hanya tempat belajar teori dan ilmu pengetahuan.

“Kampus adalah tempat mengembangkan diri, mengasah kepribadian, dan mengoptimalkan potensi diri. Ciptakanlah ruang-ruang epistemik yang produktif, agar budaya akademik di kampus semakin progresif,” kata Gus Menteri melalui keterangan pers resmi, dikutip Kompas.com, Senin (2/8/2021).

Untuk itu, dia meminta mahasiswa agar memanfaatkan semua fasilitas yang ada di kampus. Ini termasuk keaktifan berorganisasi agar mahasiswa bisa belajar tentang kepemimpinan dan kerja kelompok.

“Aktiflah di berbagai unit kegiatan mahasiswa (UKM) untuk mengasah skill dan keterampilan. Tumbuhlah menjadi generasi muda yang cerdas, visioner, dan skillful. Apalagi kita sekarang tengah memasuki revolusi industri 4.0 dan society 5.0,” pesannya.

Hal tersebut disampaikannya saat membawakan orasi ilmiah dalam agenda Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2021 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisonogo secara virtual, Senin (2/8/2021).

Dalam acara bertema “Mahasiswa Zaman Now: Berdaya Saing Tinggi, Aktif Membangun Desa dan Kontra Radikalisme” itu, Gus Menteri turut memberikan orasi mengenai peran mahasiswa di era disrupsi.

Menurutnya, di era disrupsi seperti sekarang, civitas akademika, salah satunya mahasiswa, dituntut melakukan hal-hal yang tidak mudah.

“Kampus yang berhasil menerapkan Tridharma Perguruan Tinggi pun tidak secara otomatis memiliki kinerja yang berhasil,” ujarnya.

Pasalnya, kata dia, terdapat banyak tuntutan kontribusi perguruan tinggi yang besar, baik secara internal maupun eksternal.

“Misalnya link and match antara profil lulusan yang dihasilkan perguruan tinggi dengan kebutuhan dunia kerja,” kata dia.

Ia menjelaskan, data sensus penduduk tahun 2020 menunjukkan bahwa Indonesia memiliki bonus demografi.

Ha itu terjadi karena dari 270,20 juta jiwa penduduk, terdapat 70.72 persen penduduk usia produktif (15-64 tahun) dan 29,28 persen penduduk usia nonproduktif (di bawah usia 15 tahun dan di atas usia 64 tahun).

"Tren meningkatnya pertumbuhan penduduk di Indonesia hingga tahun 2035 justru diprediksikan menghasilkan dampak positif. Indikasinya, peningkatan jumlah penduduk Indonesia tersebut dibarengi dengan meningkatnya penduduk berusia produktif," kata Gus Menteri.

Menurut penelitian yang dilakukan sejumlah ahli, dari negara-negara Asia yang membangun diri sejak 1950, tidak semua berhasil memanfaatkan bonus demografi masing-masing.

Padahal, secara teoritis, bonus demografi memiliki peran positif terhadap pembangunan ekonomi, karena kecilnya proporsi angka nonproduktif dalam skala nasional.

Hal tersebut tentunya dapat dimanfaatkan untuk menghemat pengeluaran konsumsi, biaya kesehatan, dan lain-lain.

"Sehingga, kondisi seperti ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan tabungan masyarakat. Belum lagi, meningkatnya working age (usia produktif) merupakan modal utama dalam pembangunan," terangnya.

Ia menjelaskan, meski demikian, bonus demografi tidak serta-merta menimbulkan pertumbuhan ekonomi. Terdapat beberapa syarat agar bonus demografi bisa membawa akselerasi positif terhadap pembangunan ekonomi dan sosial.

“Salah satu syaratnya adalah investment in human capital atau investasi dalam sektor pembangunan sumber daya manusia (SDM),” ucap Gus Menteri.

Menurut dia, manifestasi dari pembangunan SDM tersebut adalah pendidikan. Dalam konteks ini berlaku adagium “semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin tinggi pula level pencapaiannya dalam karier dan kesejahteraan”.

“Ringkasnya, pendidikan adalah salah satu variabel kunci penentu daya saing sebuah bangsa. Bonus demografi akan memberikan keuntungan sebuah negara ketika penduduknya memiliki pendidikan yang memadai,” jelasnya.

Namun, Gus Menteri melanjutkan, pendidikan tidak menjadi satu-satunya variabel penentu. Ada faktor kultural yang dinilai berkontribusi terhadap pembentukan pola pikir dan etos kerja penduduk di sebuah wilayah.

"Saya meyakini hampir semua mahasiswa baru UIN Walisongo ini berasal dari desa. Karena itulah, jangan terbesit sedikitpun di benak kalian, ketika lulus kelak, kalian menjadi sukses bukan di desa kalian.”

“Namun, catatlah baik-baik janji kalian, bahwa, setelah lulus kelak, kalian akan kembali ke desa, membangun tanah kelahiran bersama-sama warga desa," pesan Mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur (Jatim) itu.

Lebih lanjut, Gus Menteri berpesan kepada seluruh mahasiswa UIN Walisongo untuk terus menyelipkan rasa cinta terhadap kampung halaman masing-masing.

“UIN Walisongo harus menjadi kampus yang memberdayakan dan memberi ruang bagi calon-calon aparatur desa yang kreatif, inovatif, serta memiliki karakter kepemimpinan kuat,” tuturnya.

Tak lupa, ia mengajak seluruh civitas akademika UIN Walisongo untuk melahirkan kader-kader hebat penggerak desa yang bisa menyediakan waktu dan sumber daya untuk membantu kebangkitan desa.

“Karena masa depan Indonesia bergantung pada nasib desa-desa di seluruh Indonesia. Desa adalah masa depan Indonesia. Desa adalah masa depan kita semua,” kata dia.

https://nasional.kompas.com/read/2021/08/02/17311321/gus-menteri-minta-mahasiswa-tingkatkan-produktivitas

Terkini Lainnya

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Nasional
Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Nasional
Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke