JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah orang yang terinfeksi Covid-19 di Indonesia masih terus bertambah. Sementara, pandemi telah melanda kurang lebih 500 hari, sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020.
Berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, pada Kamis (15/7/2021) pukul 12.00 WIB, ada penambahan 56.757 kasus Covid-19.
Ini merupakan jumlah tertinggi penambahan pasien dalam sehari selama pandemi. Sehari sebelumnya, penambahan kasus tertinggi mencapai 54.517 orang.
Sudah dua hari berturut-turut ini angka kasus baru Covid-19 melewati 50.000 orang dalam sehari.
Dengan demikian, jumlah pasien yang terjangkit Covid-19 kini berjumlah 2.726.803 orang terhitung dari Maret 2020.
Adapun kasus baru tersebar di 34 provinsi. Penambahan kasus tertinggi terjadi di DKI Jakarta dengan 12.691 kasus baru.
Kemudian Jawa Barat dengan 11.101 kasus baru, Jawa Timur 8.230 kasus baru, Jawa Tengah 4.360 kasus baru, dan Banten 3.995 kasus baru.
Pasien sembuh dan meninggal dunia
Data yang sama juga menunjukkan penambahan pasien sembuh sebanyak 19.049 orang. Sehingga, jumlah kasus kesembuhan kini tercatat 2.176.412 orang sejak awal pandemi.
Kendati demikian, dalam periode yang sama masih ada penambahan pasien yang meninggal dunia.
Tercatat, kasus kematian akibat Covid-19 bertambah 982 orang. Kasus kematian tertinggi pada Kamis ini terdapat di Jawa Tengah sebanyak 239, disusul Jawa Timur sebanyak 211 kasus dan DKI Jakarta sebanyak 141 kasus.
Dengan demikian, pasien yang meninggal dunia akibat Covid-19 di Indonesia kini mencapai 70.192 orang.
Dengan data tersebut, kasus aktif Covid-19 di Indonesia kini tercatat 480.199 orang. Angka itu muncul setelah mengalami penambahan sebanyak 36.726 orang dalam kurun waktu 24 jam.
Angka itu setara dengan 14,4 persen dari total kasus konfirmasi positif Covid-19.
Selama beberapa hari, Satgas mencatat rekor kasus aktif Covid-19. Sejak 3 Juni 2021, jumlah kasus aktif tidak pernah menurun. Bahkan, rekor kasus aktif Covid-19 terus tercatat sejak 25 Juni 2021.
Kasus aktif adalah jumlah pasien positif Covid-19 yang masih menjalani perawatan di rumah sakit atau isolasi mandiri. Selain itu, pemerintah juga mencatat ada 209.186 orang yang berstatus sebagai suspek.
Pemeriksaan spesimen
Sementara itu, dalam 24 jam terakhir, pemerintah telah memeriksa 249.059 spesimen terkait Covid-19.
Rinciannya, sebanyak 169.608 spesimen diperiksa melalui tes swab polymerase chain reaction (PCR), 883 spesimen melalui tes cepat molekuler (TCM), dan 78.568 spesimen melalui tes rapid antigen.
Dengan demikian, hingga Kamis ini, secara kumulatif pemerintah telah memeriksa 22.622.932 spesimen dari 15.288.045 orang. Satu orang dapat diambil spesimen lebih dari satu kali.
Berdasarkan data Satgas, 249.059 spesimen yang diperiksa dalam 24 jam terakhir ini berasal dari dari 185.321 orang.
Jumlah ini terdiri dari 118.763 orang menggunakan real time swab test PCR dan 823 menggunakan TCM. Kemudian, ada 65.735 orang yang diambil sampelnya menggunakan tes antigen.
Hasilnya, sebanyak 56.757 orang diketahui positif Covid-19. Jumlah itu didapatkan dari 48.622 hasil swab PCR, 558 dari TCM, dan 7.577 dari antigen.
Dari data tersebut, maka positivity rate kasus positif Covid-19 harian adalah 30,63 persen.
Jika tanpa menggunakan hasil positif dari tes antigen, yaitu hanya menghitung dari metode swab PCR dan TCM, maka positivity rate lebih tinggi, yakni 41,13 persen.
PPKM belum berhasil turunkan kasus
Sementara itu, pemerintah menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat untuk mengatasi lonjakan kasus.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebutkan, penerapan kebijakan itu mulai membuahkan hasil.
Hal tersebut dibuktikan dengan berkurangnya mobilitas penduduk di berbagai tempat sejak PPKM darurat diterapkan.
"Evaluasi terkait pembatasan mobilitas yang telah dilakukan selama satu minggu PPKM darurat kemarin sudah mulai terlihat hasilnya di mana terjadi penurunan mobilitas ke tempat kerja, tempat umum, tempat wisata, dan stasiun," kata Wiku, dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (15/7/2021).
Namun demikian, kata Wiku, penurunan mobilitas ini belum cukup untuk mengurangi laju penambahan kasus Covid-19.
Justru, kasus harian virus corona belakangan terus meningkat tajam, bahkan mencapai lebih dari 50.000 kasus dalam satu hari.
Wiku mengatakan, peningkatan kasus yang tajam sebagian besar terjadi akibat penularan di tingkat keluarga.
Oleh karena itu, ia meminta masyarakat lebih disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan, termasuk di lingkungan keluarga.
"Saya perlu menegaskan bahwa peran masyarakat sangat besar dalam menekan klaster keluarga," ujar Wiku.
Protokol kesehatan yang dapat dilakukan di dalam rumah antara lain segera mandi setelah pulang dari aktivitas di luar rumah, rutin membersihkan rumah dengan cairan disinfektan, dan rajin mencuci tangan selama 20 detik.
Selanjutnya, jika ada anggota keluarga yang mengalami gejala virus corona atau kontak erat dengan pasien Covid-19, Wiku meminta agar segera melapor ke Puskesmas dan melakukan isolasi mandiri.
"Saya juga meminta kepada seluruh elemen masyarakat untuk dapat secara bersama-sama menegakkan kedisiplinan protokol kesehatan melalui posko di wilayahnya masing-masing. Dengan demikian, penularan di tingkat mikro yaitu lingkungan keluarga dapat dicegah," kata dia.
Adapun PPKM darurat berlaku sejak 3 Juli dan rencananya berakhir pada 20 Juli 2021.
Selama kebijakan tersebut berlaku, dilakukan pembatasan kegiatan pada berbagai sektor mulai dari perkantoran, restoran, pusat perbelanjaan, pendidikan, wisata, transportasi, seni budaya, hingga sosial kemasyarakatan.
https://nasional.kompas.com/read/2021/07/16/09104261/kasus-covid-19-bertambah-56757-orang-dalam-sehari-ppkm-darurat-belum