Kedua lokasi ini bakal menjadi rumah sakit satelit untuk membantu RS dr Suyoto.
"Kami mengalihkan beberapa kegiatan pokok. Sarana-sarana yang ada terutama badan pendidikan latihan, sarana pendidikan kami sementara alihkan. Kami hentikan kursus-kursus. Siswa kami pulangkan, mereka laksanakan kursus virtual. Ruangan-ruangan kami ubah menjadi RS darurat," kata Prabowo dikutip dari keterangan tertulisnya, Rabu.
Prabowo mengatakan, saat ini jumlah pasien Covid-19 di RS dr Suyoto meningkat tajam. Mereka rata-rata bergejala sedang sampai berat.
"Pasien Covid-19 yang datang dan dirawat di RS dr Suyoto dengan kondisi sedang sampai dengan berat jumlahnya meningkat tajam dan menyebabkan tak tertampungnya pasien," ujarnya.
Gedung Pusdiklat Jemenhan dan Pusdiklat Bahasa memiliki daya tampung 172 kamar dengan kapasitas 344 tempat tidur.
Prabowo memaparkan, di gedung Pusdiklat Jemenhan dan Pusdiklat Bahasa akan disiapkan pula ruang ICU dan HCU dengan dua ventilator serta oksigen generator untuk mendukung kebutuhan oksigen pasien.
Selain itu, rumah sakit satelit ini juga akan dilengkapi dengan tenaga kesehatan dari RS dr Suyoto, seperti dokter umum, dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis paru, dan dokter anestesi.
"RS satelit ini akan menampung pasien Covid-19 dengan status sedang," ucapnya.
Ketua Umum Partai Gerindra itu mengungkapkan, saat ini pemerintah juga tengah menyiapkan fasilitas tambahan di Badiklat Kemhan Salemba, Jakarta; Pusdiklat Bela Negara Rumpin, Bogor; dan Mess Stand By Force IPSC, Sentul, Bogor.
Dengan demikian, jumlah tempat tidur yang disiapkan Kemenhan untuk menghadapi lonjakan kasus Covid-19 di Jabodetabek mencapai 1.650 tempat tidur.
"Kami berhasil dalam waktu dekat menambah tempat tidur kurang lebih 1.650. Dengan instalasi ICU, IGD, dukungan ventilator, oksigen, dan sebagainya," kata Prabowo.
https://nasional.kompas.com/read/2021/07/14/21282491/kemenhan-ubah-pusdiklat-jemenhan-jadi-rs-satelit-covid-19