Ia mengatakan, berdasarkan hasil uji klinis dan hasil pemantauan WHO, jika vaksin tersebut harus diberikan dalam dua dosis, misalnya Sinovac atau AstraZeneca, maka harus dilengkapi dulu.
Setelahnya, bisa berganti merek.
"Beda lagi nanti dengan vaksin ketiga yang sifatnya booster, sebagai penguat. Itu boleh berbeda. Tapi vaksin pertama dan vaksin kedua sebagai kewajiban itu harus sama," kata Honesti dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi VI DPR dengan Dirut PT Bio Farma, PT Kimia Farma, Indo Farma, dan Phapros, Rabu (7/7/2021).
Honesti mengatakan, hingga kini belum ada satu pun penelitian di dunia yang memastikan berapa lama masa proteksi vaksin kepada manusia.
Menurutnya, saat ini mengenai masa proteksi vaksin masih dilanjutkan uji klinisnya.
Ia pun mencontohkan bahwa pihaknya akan melanjutkan uji klinis terhadap Vaksin Sinovac diperpanjang menjadi satu tahun.
"Seperti yang terjadi di kita di Bio Farma, kami melanjutkan uji klinis terhadap vaksin Sinovac untuk menjadi satu tahun. Ini untuk melihat apakah kemampuan proteksi dari vaksin ini bisa melebihi 6 bulan atau pun selama satu tahun," tutur dia.
Kendati demikian, ia memprediksi bahwa vaksinasi Covid-19 bakal dilakukan rutin tiap tahunnya seperti vaksin Influenza.
Ia pun berkaca pada negara tetangga yaitu Singapura yang juga tengah menyiapkan vaksinasi Covid-19 menjadi agenda tahunan.
"Meski kita juga tahu, beberapa negara seperti Singapura, mereka sudah mulai menyatakan bahwa, even WHO pun menyatakan bahwa kemungkinan virus Covid-19 ini akan seperti virus flu di mana setiap tahun orang harus melakukan vaksinasi," jelasnya.
Selain itu, Honesti mengingatkan kembali terkait Vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 12 hingga 17 tahun sudah diperbolehkan dengan menggunakan Vaksin Sinovac.
Menurutnya, hal itu telah berdasarkan hasil keputusan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terkait izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA).
Sementara itu, untuk usia 3-12 tahun, pihaknya mengaku masih menunggu hasil uji klinis di beberapa negara dengan jenis vaksin yang sama yaitu Sinovac.
"Kalau data klinisnya sudah cukup, kita akan segera masukkan ke BPOM untuk mendapatkan izin," ungkapnya.
Sebelumnya, vaksin tambahan atau booster menjadi perbincangan publik mengingat menjadi pertanyaan berapa lama masa proteksi vaksin yang telah disuntikkan.
Suntikan tambahan tersebut belakangan diusulkan diberikan untuk tenaga kesehatan (nakes). Hal ini karena mereka menjadi garda terdepan penanganan pasien.
Wakil Ketua Komisi IX DPR Melki Laka Lena mengusulkan pemerintah agar melakukan vaksinasi Covid-19 tambahan kepada para nakes, mengingat penularan virus yang semakin meningkat beberapa waktu terakhir mengancam keselamatan nakes.
Ia melihat, situasi dan kondisi tenaga kesehatan saat ini banyak yang kelelahan bahkan meninggal dunia dalam menanggulangi lonjakan kasus Covid-19.
"Melihat perkembangan dan dampak penularan virus saat ini, sudah saatnya para nakes diberikan booster ketiga vaksin," kata Melki kepada Kompas.com, Kamis (1/7/2021).
Ia mengatakan, suntikan ketiga tersebut perlu dilakukan kepada para nakes mengingat dampak varian baru virus corona telah menyebar di Indonesia
https://nasional.kompas.com/read/2021/07/07/17155051/vaksinasi-covid-19-dosis-ketiga-dimungkinkan-bio-farma-sifatnya-booster