Tiga pihak tersebut yakni kelompok kepentingan, pemilik media, dan kekuatan internasional.
Menurut dia, tiga kekuatan ini mungkin menjadi king maker selain para tokoh bangsa, seperti Presiden Joko Widodo, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
"Saya kira saya setuju dengan nama-nama yang disebut tadi, tetapi ada tambahan king maker bapak, apa itu? kelompok kepentingan," kata Emrus dalam diskusi virtual ParaSyndicate bertajuk "The KingMakers 2024: Megawati, Jokowi, Prabowo, Siapa Lagi", Rabu (30/6/2021).
Menurut dia, kelompok kepentingan merupakan sebuah kelompok yang tidak tampak pada permukaan, tetapi memiliki kekuatan logistik dan powerfull.
Kelompok tersebut, menurut dia, kerap dilibatkan dalam diskusi dan dalam menentukan pemasangan calon presiden (capres).
"Karena akan menyangkut apa? Biaya politik dan juga bagaimana peran kelompok kepentingan ini ketika berkuasa, karena mereka mempunyai power di bidang ekonomi, logistik," ujar dia.
Emrus mengatakan, kelompok kepentingan merupakan kelompok yang tak boleh diabaikan karena menentukan perjalanan ekonomi ke depan.
Sementara itu, king maker 2024 berikutnya menurut Emrus adalah para pemilik media. Ia berpandangan, pemilik media juga berperan karena mereka mampu memainkan opini publik.
Oleh sebab itu, para king maker lainnya kerap melirik media untuk dilibatkan dalam mengonstruksi citra tokoh tertentu di mata publik.
"Media bisa men-downgrade tokoh tertentu, bisa meng-upgrade juga. Karena melalui komunikasi, media massa bisa menciptakan realitas personal branding dari seseorang," kata dia.
Selain dua hal tersebut, kekuatan internasional bisa menjadi king maker pada Pilpres 2024
Emrus berpandangan, peran dan keterlibatan asing dalam kontestasi pemilihan juga menentukan siapa tokoh yang akan terpilih.
Sebagai contoh, kata Emrus, seorang tokoh mendapatkan pinjaman dari lembaga internasional.
Hal itu dinilainya bakal menjadi modal seseorang untuk dicalonkan sebagai calon presiden atau wakil presiden.
"Jadi, kekuatan internasional juga akan menentukan. Walaupun mereka secara tidak langsung mengalkulasi itu. Mungkin tidak terlibat dalam suatu penentuan secara diskusi, tetapi secara tidak langsung itu akan menjadi kalkulasi, misalnya tokoh si A dapat dukungan dari lembaga, pemberi pinjaman dari organisasi tertentu. Itu akan jadi modal bagi seseorang dicalonkan," kata dia.
https://nasional.kompas.com/read/2021/06/30/21241591/pengamat-sebut-3-kekuatan-ini-bakal-jadi-king-maker-tambahan-pada-pilpres