Pada periode libur Idul Fitri tersebut terjadi mobilitas dan kerumunan masyarakat yang meningkatkan potensi penularan Covid-19.
"Peningkatan penularan yang terjadi pada saat ini, menurut kami sudah jelas kaitannya dengan mobilitas penduduk dan kerumunan yang terkait dengan liburan panjang yakni libur Idul Fitri," ujar Wiku dalam keterangan pers virtual melalui YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (17/6/2021).
"Sebab polanya sama dengan kejadian di tahun lalu saat libur panjang," lanjutnya.
Wiku menjelaskan, pada awal Februari hingga pertengahan Mei 2021 kondisi kasus Covid-19 di Indonesia telah menurun.
Selain itu, tingkat keterisian tempat tidur (BOR) di RS rujukan Covid-19 juga mencapai rata-rata 30 persen di Indonesia.
"Itu adalah kondisi yang cukup ideal dalam waktu yang lama di indonesia. Dan kemudian setelah ada libur panjang Idul Fitri ini naik sesuai dengan kalkulasi yang selama ini ada kalau terkait libur panjang," ungkap Wiku.
Sementara itu, untuk mengetahui bahwa peningkatan kasus Covid-19 saat ini apakah terkait dengan varian baru virus corona, Wiku menegaskan masih perlu penelitian lebih jauh.
"Yang jelas kita lihat kaitannya dengan libur panjang. Perlu penelitian lebih jauh yang menghubungkan ditemukannya whole genome sequence dari varian-varian tertentu dengan peningkatan kasus itu," tambah Wiku.
Diberitakan, kondisi kenaikan kasus Covid-19 tampak terjadi secara signifikan dalam beberapa waktu terakhir.
Koordinator Bidang Data dan IT Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah mengatakan, sebanyak lima provinsi mengalami peningkatan kasus aktif Covid-19 selama lima pekan terakhir.
Dewi mengungkapkan, data tersebut terpantau dari awal Mei 2021 hingga 12 Juni 2021.
"Dalam lima pekan terakhir, terjadi kenaikan kasus aktif Covid-19 di lima provinsi. Kondisinya konsisten naik," ujar Dewi sebagaimana dilansir dari tayangan YouTube Pusdalops BNPB, Selasa (15/6/2021).
Kelima provinsi itu yakni, DKI Jakarta yang mengalami kenaikan kasus aktif sebanyak sekitar 8.000-an dibandingkan awal Mei.
Kemudian Jawa Tengah dengan kenaikan kasus aktif sebesar 7.900. Lalu Aceh dengan kenaikan kasus aktif sebesar 2.295 kasus.
Dilanjutkan Riau dengan kenaikan kasus aktif sebesar 1.900 kasus dan Jawa Timur yang mencatat 1.063 kenaikan kasus aktif.
Dewi menuturkan, kelima provinsi ini perlu mendapat perhatian khusus. Sebab kenaikan kasus aktif terjadi secara drastis dan berturut-turut.
"Harapannya pemimpin daerah melihat perkembangan kasus aktif di wilayah mereka masing-masing secara lebih rinci. Sehingga potensi kenaikan kasus ke depannya bisa segera diantisipasi," tambah Dewi.
Sebelumnya, Dewi mengungkapkan bahwa angka keterpakaian di RS rujukan Covid-19 secara nasional saat ini sebesar 49 persen.
Secara umum, kata dia, di seluruh provinsi tidak ada yang mengalami keterisian RS hingga di atas 70 persen.
Akan tetapi terdapat tujuh provinsi dengan keterisian RS rujukan antara 50 sampai 70 persen.
Rinciannya yakni, DKI Jakarta 68,2 persen, Jawa Tengah 68 persen, Jawa Barat 65,6 persen, Kalimantan Barat 63,4 persen dan DIY 59,2 persen.
https://nasional.kompas.com/read/2021/06/17/16383511/satgas-peningkatan-penularan-covid-19-saat-ini-berkaitan-dengan-libur-idul