Salin Artikel

Soal Ganjar, Pengamat: PDI-P Ingin Semua Kader Potensial Punya Start yang Sama, Jangan Lari Duluan

Menurut dia, PDI-P ingin menyampaikan pesan bahwa semua kader potensial memiliki kesempatan dan berada pada garis start yang sama.

"Poin pentingnya adalah, tampaknya PDI Perjuangan ingin melakukan koordinasi dengan semua kader, sehingga para kader-kader potensial yang akan maju di 2024, punya kesempatan yang sama dan berada di garis start yang sama. Jangan lari duluan," kata Hendri saat dihubungi Kompas.com, Senin (24/5/2021).

"Jadi artinya, Mbak Puan, Mas Ganjar, Bu Risma, ataupun Mas Gibran, itu kalaupun mau maju, startnya harus sama," kata dia.

Selain itu, menurut dia, PDI-P ingin mengingatkan Ganjar bahwa ia masih memiliki tanggung jawab penting yakni sebagai petugas partai dan Gubernur Jawa Tengah.

Hendri juga menilai, PDI-P ingin melakukan konsolidasi secara menyeluruh untuk pencalonan presiden maupun wakil presiden dari internal partai.

PDI-P ingin belajar dari pengalaman pencalonan Presiden Joko Widodo pada 2014.

Pada saat itu, pencalonan Jokowi dari PDI-P memang didorong dari akar rumput.

Selain itu, pada 2014, PDI-P dihadapkan dilema, apakah mengusung Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri atau Jokowi.

"Karena kan mereka dari awal sudah mendorong Bu Megawati, tetapi kemudian memutuskan untuk mendorong Pak Jokowi. Akibatnya adalah konsolidasi dan strategi pemenangannya tidak all out, terutama tidak mempersiapkan wakil presiden," ucap dia.

Oleh karena itu, menurut Hendri, untuk pencalonan presiden 2024, PDI-P tetap akan melihat semua kader potensial tersebut, termasuk Ganjar Pranowo hingga Wali Kota Solo Gibran Rakabuming.

Ia menilai, penentuan calon itu juga didasarkan oleh keputusan dari Ketum PDI-P Megawati Soekarnoputri yang bahkan dinilainya masih berpotensi menjadi calon presiden. 

"Di hasil survei Kedai Kopi, nama bu Megawati itu masih muncul. Jadi artinya ini akan terus dilihat. Nanti kan ada 2022, 2023, sudah mulai mendekat, sudah mulai panas, ini pasti akan dikelola lagi," ujar dia. 

Hendri berpendapat, Megawati masih memiliki kesempatan akan mencalonkan diri sebagai capres dan mendapatkan dukungan lantaran perannya sebagai perekat partai.

Jika ingin solid, menurut dia, PDI-P sebaiknya mendukung Megawati untuk mencalonkan diri kembali.

"Bu Megawati kelebihannya, dia itu glue-nya atau lemnya PDI Perjuangan. Harusnya PDI Perjuangan semua solid mendukung dia, kalau mau solid, begitu ya," kata Hendri.

Sebelumnya, Ketua DPP PDI-P Bidang Pemenangan Pemilu, Bambang Wuyanto menyebutkan bahwa Ganjar tak diundang ke acara yang dihadiri Puan Maharani karena terkait pencapresan 2024.

Bambang mengatakan, Ganjar tidak dundang karena dinilai berseberangan terkait langkah pencapresan 2024.

Ia menilai, Ganjar terlalu berambisi untuk maju sebagai capres pada Pilpres 2024.

Bambang menyebut, sedari awal DPD PDI-P sudah mengingatkan bahwa sikap Ganjar yang terlalu berambisi untuk maju sebagai capres itu tidak baik.

Ketua Umum PDI-P Megawati, kata dia, juga belum menyampaikan instruksi terkait pencapresan itu.

https://nasional.kompas.com/read/2021/05/24/16364971/soal-ganjar-pengamat-pdi-p-ingin-semua-kader-potensial-punya-start-yang-sama

Terkini Lainnya

PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

Nasional
Jokowi Teken Keppres, Tunjuk Bahlil Jadi Ketua Satgas Percepatan Swasembada Gula

Jokowi Teken Keppres, Tunjuk Bahlil Jadi Ketua Satgas Percepatan Swasembada Gula

Nasional
Anak Buah SYL Disebut Temui Ahmad Ali saat Penyelidikan Kasus Kementan di KPK

Anak Buah SYL Disebut Temui Ahmad Ali saat Penyelidikan Kasus Kementan di KPK

Nasional
Halalbihalal Merawat Negeri

Halalbihalal Merawat Negeri

Nasional
Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Nasional
Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke