Pemberian ini khususnya diperuntukkan bagi individu yang baru satu kali menerima dosis vaksin.
"Vaksin AstraZeneca non batch CTMAV547 akan tetap diberikan kepada masyarakat. Khususnya bagi individu yang baru menerima suntikan dosis pertama. Hal ini demi mencapai kekebalan individu yang sempurna dengan dua dosis vaksin," ujar Wiku dikutip dari siaran pers KPC-PEN, Jumat (21/5/2021).
Dia melanjutkan, saat ini pemerintah melalui Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM) masih menginvestigasi terkait adanya dugaan efek samping fatal dari vaksin AstraZaneca batch CTMAV547.
Investigasi yang dilakukan ialah pengujian toksisitas dan abnormal serta sterilisasi dari vaksin tersebut.
Sedangkan efek samping vaksin tersebut yang sifatnya ringan dan sedang sudah dilakukan penanganan kesehatan oleh fasilitas terdekat.
Wiku menegaskan, setiap temuan di lapangan ini akan terus ditindaklanjuti secara berjenjang di fasilitas kesehatan terdekat, Pokja KIPI kabupaten/kota, Komda KIPI, Komnas PP KIPI hingga Subdit Imunisasi BPOM.
"Mohon masyarakat tidak ragu melaporkan keluhan dari vaksinasi. Karena setiap laporan yang masuk akan sangat bermanfaat bagi pelaksanaan vaksinasi kedepannya di Indonesia maupun secara global," tambah Wiku.
Sebelumnya, pemerintah menghentikan sementara distribusi dan penggunaan vaksin AstraZeneca batch CTMAV547.
Vaksin AstraZeneca batch CTMAV547 berjumlah 448.480 dosis dan merupakan bagian dari 3,852 juta dosis vaksin yang diterima Indonesia pada 26 April 2021 lalu melalui skema Covax Facility/World Health Organization (WHO).
Vaksin batch tersebut sudah didistribusikan untuk TNI dan sebagian ke wilayah DKI Jakarta dan Sulawesi Utara.
Menurut Nadia, pengujian toksisitas dan sterilitas vaksin oleh BPOM memerlukan waktu selama satu hingga dua pekan.
"Batch AstraZeneca selain CTMAV547 aman digunakan sehingga masyarakat tidak perlu ragu," ujarnya.
https://nasional.kompas.com/read/2021/05/21/18504991/pemberian-vaksin-astrazeneca-selain-batch-ctmav547-tetap-dilanjutkan