Juru Bicara Kominfo Dedy Permadi mengatakan, itu dilakukan sebagai langkah antisipasi agar data yang bocor tidak semakin tersebar.
"Kementerian Kominfo telah melakukan berbagai langkah antisipatif untuk mencegah penyebaran data lebih luas dengan mengajukan pemutusan akses terhadap tautan untuk mengunduh data pribadi tersebut," kata Dedy dalam keterangan tertulis, Jumat (21/5/2021).
Menurut Dedy, tiga tautan yang diputus, yakni bayfiles.com, mega.nz, dan anonfiles.com.
"Sampai saat ini tautan di bayfiles.com dan mega.nz telah dilakukan takedown, sedangkan anonfiles.com masih terus diupayakan untuk pemutusan akses segera," ucapnya.
Selain itu, ia mengungkapkan hasil penelusuran Kominfo menduga bahwa sampel data yang beredar merupakan data dari BPJS Kesehatan.
Dedy menjelaskan dugaan tersebut diketahui melalui struktur dalam data tersebut.
"Kementerian Komunikasi dan Informatika menemukan bahwa sampel data diduga kuat identik dengan data BPJS Kesehatan," kata Dedy.
"Hal tersebut didasarkan pada struktur data yang terdiri dari Noka atau Nomor Kartu, Kode Kantor, Data Keluarga/Data Tanggungan, dan status Pembayaran yang identik dengan data BPJS Kesehatan," lanjutnya.
Diketahui, viral berita di media sosial soal dugaan kebocoran data pribadi yang diklaim berasal dari 279 juta penduduk di Indonesia itu dijual di situs surface web Raid Forum.
Situs tersebut dapat diakses siapa saja dengan mudah karena bukan merupakan situs gelap atau situs rahasia (deep web). Ratusan data itu dijual oleh seorang anggota forum dengan akun "Kotz".
Dalam keterangannya, Kotz menuturkan bahwa data tersebut berisi NIK, nomor ponsel, e-mail, alamat, dan gaji. Data itu termasuk data penduduk Indonesia yang telah meninggal dunia.
https://nasional.kompas.com/read/2021/05/21/15465221/279-juta-data-penduduk-bocor-kominfo-putus-akses-pengunduhan