JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Busyro Muqoddas menilai, soal dalam Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) terhadap pegawai KPK tidak sesuai dengan nilai-nilai kebangsaan.
TWK merupakan bagian dari proses alih status pegawai KPK menjadi aparatur sipil negara (ASN).
"Nilai-nilai kebangsaan yang utama tersebut sama sekali, menurut hemat saya, tidak tampak dalam tes wawawsan kebangsaan oleh pimpinan KPK sekarang ini terhadap pegawai-pegawai KPK," kata Busyro dalam konferensi pers, Jumat (7/5/2021).
Menurut Busyro, pertanyaan yang diajukan dalam TWK semestinya berkaitan dengan nilai-nilai kebangsaan yang tercantum pada pembukaan UUD 1945, seperti keadilan sosial, kemanusiaan, serta melawan penjajahan.
Sementara, kata Busyro, soal yang diajukan justru tidak mencerminkan nilai-nilai tersebut.
"Materi-materinya sangat kacau, sangat absurd, dan sama sekali tidak mencerminkan nilai-nilai otentik kebangsaan yang dengan luhur digoreskan oleh founding fathers dalam empat paragraf pembukaan UUD 1945," kata Busyro.
Oleh sebab itu, ia mengajak seluruh pihak untuk menyelamatkan 75 pegawai KPK yang dinyatakan tidak memenuhi syarat berdasarkan hasil TWK.
"Jangan sampai 75 pegawai KPK itu dipaksa mundur dengan dalih apa pun juga karena tes wawasan kebangsaan itu tidak memiliki legitimasi moral, legitimasi akademis, dan metodologi," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, pegawai KPK mengungkap sejumlah pertanyaan dalam TWK. Misalnya terkait doa Qunut dan sikap terkait LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender).
"Iya ada yang ditanyakan, ada juga LGBT, itu benar," kata salah seorang sumber Kompas.com, Rabu (5/5/2021).
https://nasional.kompas.com/read/2021/05/07/18305741/soal-twk-terhadap-pegawai-kpk-dinilai-tak-sesuai-nilai-kebangsaan