Salin Artikel

Kolonel Iwa Kartiwa Sebut Dirinya Jadi Komandan di KRI Cakra-401, Bukan di KRI Nanggala-402

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Komandan Satuan Kapal Selam (Dansatsel) Koarmada II Kolonel Laut (P) Iwa Kartiwa menyatakan bahwa dirinya tidak pernah menjadi komandan di Kapal Selam KRI Nanggala-402.

Namun, dirinya menjadi komandan di Kapal Selam KRI Cakra-401.

“Kami sejak letnan sampai komandan, di KRI Cakra-401,” ucap Iwa dalam konferensi pers di RS AL Mintoharjo, Jakarta Pusat, Selasa (4/5/2021).

Kendati demikian, Iwa mengatakan bukan berarti dirinya tidak pernah berada di KRI Nanggala-402.

Ia menyebutkan, dirinya juga pernah bertugas menjaga perairan Indonesia menggunakan KRI Nanggala-402.

“Tapi, bukan kami enggak pernah layar di Nanggala, tapi kami di KRI Cakra sebagai Komandan,” ucap Iwa.

Selain itu, Iwa juga mengklarifikasi pemberitaan yang menyebutkan dirinya sakit hingga tidak bisa berbicara karena bertugas di kapal selam KRI Nanggala-402.

Iwa mengaku, saat ini dirinya masih bisa beraktivitas meskipun terbatas.

“Ada pernyataan tentang kondisi saya yang terbaring sakit tidak bisa berbicara, hanya bisa di tempat tidur. Saya sampaikan pada media, saya seperti ini. Kalau dikatakan sakit, saya masih bisa beraktivitas, biarpun terbatas,” kata Iwa.

Iwa mengatakan, dirinya masih mampu berangkat dari tempat tinggalnya di Tasikmalaya, Jawa Barat, ke Jakarta dengan menggunakan mobil pribadi.

“Saya berangkat dari Tasikmaya pakai kendaraan sendiri ke Jakarta, bukan atas perintah pimpinan,” ucap Iwa.

Lebih lanjut, Iwa juga mengklarifikasi pemberitaan terkait dirinya yang terpapar radiasi serbuk besi kapal selam karena bekerja selama puluhan tahun.

Ia mengatakan, sejak berpangkat Letnan Satu hingga sekarang, dirinya masih sehat.

Bahkan, jika masih bisa berdinas, Iwa menyatakan masih ingin bertugas di kapal selam.

“Kalau masih ada waktu, saya mau berdinas di kapal selam, karena kami mencintai satuan kami,” kata Iwa.

Ia pun menjelaskan bahwa kapal selam didesain oleh orang-orang ahli yang diperuntukan membawa personel ke kedalaman laut.

“Jadi Insya Allah di kedalaman berapa pun sesuai spesifikasinya kita aman,” ujar Iwa.

“Jadi, kondisi saya saat ini memang sedang perawatan tapi bukan karena dinas di kapal selam,” ucap dia.

Sebelumya diberitakan Iwa Kartiwa mengalami sakit berdasarkan cerita dari mantan Kapolda Jawa Barat Irjen (Purn) Anton Charliyan, yang adalah kakak kandungnya.

Menurut Anton, adiknya sakit parah akibat mengisap terlalu banyak zat besi selama puluhan tahun bertugas sebagai pasukan khusus kapal selam.

Kondisi ini tidak hanya dialami oleh adiknya saja.

Menurut Anton, hampir semua anggota pasukan khusus kapal selam mengalami hal yang sama.

"Sampai saat ini, adik saya masih 6 tahun lagi masa tugasnya, tapi sakit akibat zat besi, kandungan selama bertugas di kapal selam. Sedangkan mereka yang bertugas di luar kapal selam meraih sukses karirnya. Bukan apa-apa, ini saya sakit hati sebagai kakak kandung dan merasakan," kata Anton kepada Kompas.com, Jumat (30/4/2021).

Menurut Anton, dulu Iwa beserta rekan-rekannya selalu berkumpul di rumahnya atau di tempat kerjanya.

Mereka biasanya menceritakan pengalaman semasa bertugas menjadi pasukan khusus kapal selam.

Anton mengatakan, adiknya dan para pasukan kapal selam selalu cerita tentang bahaya yang dihadapi dalam bertugas.

Misalnya, saat mesin mati selama beberapa menit dan tak bisa menyala, bisa berakibat fatal terhadap keselamatan semua awak kapal selam.

"Ternyata bahayanya selain dari alat yang sudah berumur, juga alam di dalam laut. Mereka tahu risikonya begitu, karena sudah mengemban tugas negara. Betul-betul jiwa dan raganya diberikan, menjaga kedaulatan negara," kata dia.

Saat ini, menurut Anton, kondisi adiknya belum terlalu baik. Menurutnya, Iwa masih susah berbicara dan hanya terbaring lemah di kamar tidur.

https://nasional.kompas.com/read/2021/05/04/14063081/kolonel-iwa-kartiwa-sebut-dirinya-jadi-komandan-di-kri-cakra-401-bukan-di

Terkini Lainnya

Di Hannover Messe 2024, Pertamina Patra Niaga Paparkan Upaya Pemerataan Energi Indonesia

Di Hannover Messe 2024, Pertamina Patra Niaga Paparkan Upaya Pemerataan Energi Indonesia

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, Sudirman Said: Tim yang Kalah Harus Hormati Putusan MK

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, Sudirman Said: Tim yang Kalah Harus Hormati Putusan MK

Nasional
Cuti, AHY Akan Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

Cuti, AHY Akan Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

Nasional
Persiapkan Leaders’ Retreat, Menlu Singapura Temui Menko Airlangga Bahas Kerja Sama dan Isu Strategis

Persiapkan Leaders’ Retreat, Menlu Singapura Temui Menko Airlangga Bahas Kerja Sama dan Isu Strategis

Nasional
Pesan Terakhir Pria yang Ditemukan Tewas di Kontrakan Depok, Minta Jasadnya Dikremasi

Pesan Terakhir Pria yang Ditemukan Tewas di Kontrakan Depok, Minta Jasadnya Dikremasi

Nasional
Profil Mooryati Soedibyo: Mantan Wakil Ketua MPR dan Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Profil Mooryati Soedibyo: Mantan Wakil Ketua MPR dan Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Nasional
Pendiri Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo, Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Pendiri Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo, Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Nasional
Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada, KPU Siap Sempurnakan Sesuai Saran MK

Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada, KPU Siap Sempurnakan Sesuai Saran MK

Nasional
Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

Nasional
MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

Nasional
Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

Nasional
Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Nasional
Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Nasional
Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | 'Dissenting Opinion' Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | "Dissenting Opinion" Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke