Posyandu, kata dia, merupakan layanan yang dapat mengintervensi kesehatan ibu hamil hingga melahirkan sehingga penting untuk pencegahan stunting.
"Penguatan layanan posyandu ini menjadi langkah yang harus diperhatikan bersama, jangan sampai kendor," kata Bintang saat mengunjungi Kelurahan Lasiana di Nusa Tenggara Timur (NTT), dikutip dari siaran pers, Selasa (4/5/2021).
Kelurahan Lasiana sendiri merupakan wilayah terdampak bencana siklon tropis seroja.
Daerah tersebut juga menjadi model percontohan dalam penanganan dan percepatan penurunan stunting di NTT.
Dalam kesempatan itu, Bintang juga mengapresiasi para kader posyandu yang terus belajar meningkatkan kapasitas dirinya demi memenuhi hak anak.
"Upaya dalam pencegahan stunting di Provinsi NTT sudah luar biasa, tinggal bagaimana mengupayakan adanya pendampingan di desa-desa yang menjadi model pencegahan stunting tersebut,” kata dia.
Lebih jauh Bintang juga mengapresiasi Tim Penggerak PKK Provinsi NTT untuk pelaksanaan program pemberian makanan tambahan (PMT).
PMT tersebut berupa makanan bergizi yang mengandung daun kelor (moringa), telur, susu, kacang hijau, dan lainnya untuk mencegah stunting.
"Ide program tersebut luar biasa dan bisa dicontoh oleh provinsi lainnya di Indonesia," kata dia.
Menurut dia, persoalan stunting tidak hanya terkait pola makan saja, tapi juga pola asuh dan sanitasi.
Salah satunya stunting akan mengganggu hak tumbuh kembang.
Dengan demikian, melimpahnya sumber daya alam di NTT maka diharapkan bisa mendukung upaya pencegahan stunting.
"Untuk itu pentingnya sinergi bersama seluruh pihak baik pemerintah, lembaga masyarakat, dunia usaha, hingga masyarakat luas dalam memenuhi gizi anak dan mencegah stunting, mengingat anak adalah harapan bangsa dan tanggungjawab kita bersama," ucap dia.
https://nasional.kompas.com/read/2021/05/04/12574101/menteri-pppa-sebut-posyandu-tonggak-pencegahan-stunting