Pertama, Wiku menyarankan adanya deteksi dini kasus Covid-19 yang dapat dilakukan masyarakat berdasarkan inisiatif.
"Ataupun oleh pemerintah yang terus menggalakkan surveilans kasus termasuk upaya contact tracing," ujar Wiku dalam konferensi pers virtual melalui YouTube Sekretaeiat Presiden, Kamis (29/4/2021).
Kedua, melakukan upaya manajemen klinis yang bisa dilakukan oleh penyedia layanan kesehatan rujukan Covid-19.
Ketiga, peningkatan kapasitas pelayanan kesehatan yang dapat dilakukan oleh penyedia layanan kesehatan dengan mengkonversikan pelayanan kesehatan umum menjadi pelayanan darurat Covid-19 sesuai kebutuhan.
Keempat, meningkatkan upaya pendayagunaan tenaga kesehatan yang kompeten dan terpoteksi dengan baik.
Kelima, peningkatan aksesibilitas terhadap alat kesehatan dan obat obatan melalui pemerintah.
"Hal ini untuk menjamin bahwa setiap masyarakat mendapat akses obat yang terjangkau serta mendapat fasilitas pendukung sesuai tingkatan penyakitnya yaitu tanpa gejala, gejala sedang, ringan atau kritis," tutur Wiku.
Keenam, upaya vaksinasi yang dapat dilakukan pemerintah menyusun prioritas vaksinasi berdasarkan analisis risiko yang cermat dan presisi.
Sebelumnya, Wiku mengakui, ada stagnasi dalam persentase kasus kematian akibat Covid-19 di Indonesia.
Sejak Februari 2021, persentase angka kematian akibat Covid-19 di Tanah Air tetap berada di angka 2,7 persen.
"Stagnasi angka kematian ini harusnya dapat diturunkan dengan tidak ada peningkatan angka kematian, atau peningkatannya tidak lebih tinggi dari tren kasus positif," ujar Wiku.
"Salah satu cara yang dapat dilakukan, adalah dengan menjaga agar setiap kasus positif seluruhnya dapat sembuh dan tidak ada yang meninggal sama sekali," kata dia.
Adapun, angka kematian didapatkan dengan membandingkan jumlah kematian sejak awal pandemi dengan jumlah kasus positif Covid-19 sejak awal pandemi.
https://nasional.kompas.com/read/2021/04/30/07375421/satgas-ungkap-6-cara-untuk-tekan-kasus-kematian-akibat-covid-19