Salin Artikel

Moeldoko Berharap UIII Jadi Pusat Kajian Peradaban

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko berharap, Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) dapat menjadi pusat kajian peradaban. Ia ingin masyarakat memiliki koneksi ilmiah melalui kampus ini.

"Berarti ini bisa bukan hanya Islam yang dipikirkan, tetapi bagaimana mengoneksikan Islam dengan dunia luar, itu," ujar Moeldoko, saat berkunjung ke Kampus Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Depok, Jawa Barat, Selasa (20/4/2021).

Moeldoko menuturkan, Indonesia memiliki warisan peradaban dan kebudayaan yang tinggi. Beberapa warisan itu antara lain, Candi Borobudur, wayang kulit, hingga keris. 

Namun ia menilai, peradaban bangsa saat ini justru mengalami kemunduran. 

"Ini kita harus mengekplorasi lagi kenapa bangsa dulu itu peradabannya begitu tinggi. Kok sekarang seperti mundur gimana ceritanya ini," ucapnya.

Menurut mantan Panglima TNI itu, kemunduran peradaban Bangsa Indonesia terjadi karena kerap kali dibenturkan dengan ajaran tertentu. 

"Aneh, kita sekarang ini menghadapi sebuah rongrong-an. Dikit-dikit (dibilang) wah ini tidak sesuai dengan ajaran. Dikit-dikit ini tidak sesuai dengan ajaran. Ini apa-apaan," kata Moeldoko. 

Selain itu, Moeldoko menambahkan, UIII merupakan proyek nasional strategis yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo.

Oleh karena itu, ia menekankan,  apa pun yang menghambat perkembangan kampus ini harus segera diselesaikan. Ia meminta seluruh pihak yang berkaitan dengan proyek ini untuk fokus menyelesaikan tugas.

"Apa pun hambatannya kita ratakan. Enggak ada cerita terlambat, enggak ada cerita terhambat," tutur dia.

https://nasional.kompas.com/read/2021/04/20/15310561/moeldoko-berharap-uiii-jadi-pusat-kajian-peradaban

Terkini Lainnya

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Nasional
Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke