Dana abadi pendidikan tersebut nantinya akan digunakan untuk beasiswa dan riset. Terutama untuk pembangunan sumber daya manusia (SDM).
"Pemerintah sekarang sedang berusaha untuk memperbesar cadangan dana abadi untuk beasiswa dan riset," ujar Muhadjir di acara Kajian Ramadan 1442 H yang digelar virtual Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, dikutip dari siaran pers, Senin (19/4/2021).
Muhadjir mengatakan, untuk merealisasikan hal tersebut, pemerintah telah menyiapkan prioritas cetak biru ekosistem pengetahuan dan inovasi di bidang SDM tersebut.
Antara lain dengan menyusun rencana pengembangan SDM di setiap lembaga riset dan inovasi secara sistematis terfasilitasi dengan sumber pendanaan beasiswa.
Muhadjir mengatakan, pemerintah sejak tahun lalu sudah mengalokasikan sebagian dari total 20 persen anggaran pendidikan untuk penanganan Covid-19.
"Sekarang kita sedang fokus pada sektor kesehatan dan ekonomi, sedangkan sebagian dari dana pendidikan kita masukkan ke dalam dana abadi pendidikan," kata Muhadjir.
Ia pun berharap ke depannya dana abadi pendidikan tersebut bisa digunakan saat pandemi Covid-19 sudah selesai.
Dengan demikian, maka dana tersebut bisa mulai digunakan untuk membangun SDM melalui sumber-sumber beasiswa yang dimaksud.
Lebih jauh Muhadjir mengungkapkan bahwa pandemi Covid-19 berpengaruh signifikan terhadap pendidikan.
Salah satu yang menonjol adalah digitalisasi melalui pendidikan Jarak Jauh (PJJ) yang mutlak dilakukan agar dapat menyesuaikan dengan situasi pandemi dan perubahan zaman.
"Dengan adanya perkembangan teknologi ini, guru juga dituntut untuk menyeimbangkan antara upskill dan reskill. Sekolah itu bukan hanya untuk pembelajaran, tapi penting untuk terus meningkatkan dan memperbarui keterampilan," ucap dia.
https://nasional.kompas.com/read/2021/04/19/10164881/menko-pmk-pemerintah-berusaha-perbesar-cadangan-dana-abadi-pendidikan