Cara out of the box yang ia maksud adalah pencarian dengan cara menyedot lumpur, bukan pencarian manual dengan menggunakan tenaga penyelam.
"Seperti yang diceritakan oleh Kepala KNKT tadi, kita berupaya mencari sesuatu yang out of the box menurut saya yaitu dengan menyedot dengan kapal keruk dan Alhamdulillah menghasilkan hasil," kata Henri di Dermaga JICT II, Jakarta Utara, Rabu (31/3/2021).
Menurut Henri, keberhasilan menemukan CVR dengan cara out of the box itu membuktikan bahwa bangsa Indonesia tidak main-main dan dapat diandalkan dalam menangani kecelakan pesawat.
"Ini adalah hasil kerja sama yang saya kira luar negeri pun akan menilai bagaimana Indonesia menangani suatu bencana," ujar Henri.
Diberitakan sebelumnya, Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengungkapkan, pencarian CVR dilakukan dengan metode metode penyedotan lumpur dengan mengoperasikan kapal keruk tipe TSHD.
"Dengan kapal itu kita sudah tahu area yang kita cari 90x90 meter. Area di situ banyak lumpurnya dengan kapal TSHD dengan adanya penyedot lmpur kita sedot sampai kedalaman 1 meter," ujar Soerjanto.
Adapun CVR tersebut ditemukan pada Selasa (30/3/2021) malam tak jauh dari lokasi penemuan flight data recorder (FDR).
Berbeda dari CVR yang berisi rekaman di kokpit, FDR berisi data-data rekaman penerbangan dan semua aspek pesawat.
Diketahui, pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ 182 rute Jakarta-Pontianak jatuh di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021).
Pesawat itu mengangkut 62 orang yang terdiri dari 6 kru aktif, 46 penumpang dewasa, 7 anak-anak, dan 3 bayi.
https://nasional.kompas.com/read/2021/03/31/13471401/basarnas-sebut-pencarian-cvr-sriwijaya-air-dilakukan-out-of-the-box