Hal tersebut disampaikan Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat AHY Renanda Bachtar dalam acara Kompas Petang yang disiarkan Kompas TV, Kamis (25/3/2021).
Atas hal tersebut, Renanda pun menduga kubu KLB sedang ingin membuat kabar bohong dan fitnah kepada Demokrat.
"Soal Hambalang sekali lagi. Ini kan sebenarnya kalau memang pihak sana bukan hanya sekadar mau bikin isu hoaks, fitnah lagi," kata Renanda.
Oleh karena itu, ia menyarankan apabila kubu KLB memiliki bukti baru atau novum, dapat segera mengajukan ke pengadilan.
Hal tersebut menurutnya perlu dilakukan kubu KLB, jika tidak ingin dicap penyebar kabar bohong atau fitnah.
"Sebenarnya kan kalau ini, mereka harus mengajukan novum baru ke pengadilan, sehingga ini bisa dibuka lagi. Tapi kan yang mereka lakukan tidak sampai ke sana, jadi hanya mungkin isu atau hoaks lagi yang tidak terbukti," ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Max membantah pernyataan Renanda bahwa pihaknya tak memiliki bukti terkait dugaan keterlibatan Partai Demokrat dalam kasus Hambalang.
Max mengatakan, pihaknya bukan tidak memiliki bukti, tetapi hasil dari pemeriksaan keterangan saksi dan tersangka kasus korupsi itu yang digunakan sebagai pegangan.
"Lah saya kira bukan tidak ada bukti. Hasil pemeriksaan dari para saksi-saksi itulah yang kita ambil. Apa yang disampaikan oleh Anas Urbaningrum, apa yang disampaikan oleh Yulianis, apa yang disampaikan oleh Nazaruddin, siapa-siapa saja yang terima uang," jelas Max.
Berbekal kesaksian tersebut, Max meminta agar penyelidikan kasus Hambalang dapat dilanjutkan kembali.
Ia juga berharap Partai Demokrat AHY kooperatif dan menerima usulan agar kasus ini dibuka kembali ke publik.
"Kalau dibilang mau dibuka. Ya mari kita buka bersama-sama, syukur Alhamdulillah Puji Tuhan. Bos kita, mau membuka kasus itu supaya lebih bersih lagi," tuturnya.
Max juga membeberkan alasan lain mengapa dirinya bersikeras untuk meminta Partai Demokrat setuju membuka kembali kasus korupsi Hambalang.
Alasannya, ia tak ingin para senior, termasuk dirinya dituduh sebagai perusak partai. Sebaliknya, ia menuding bahwa pihak yang merusak Partai Demokrat adalah kubu Demokrat AHY sendiri.
"Yang merusak partai itu ya Anda semua di situ. Sudah menabrak Undang-Undang Partai Politik, berupa kebohongan, manipulasi dalam anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART), menghilangkan nama-nama pendiri yang 99 orang itu dan hanya menampakkan bos Anda, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat pak Susilo Bambang Yudhoyono sebagai pendiri dan Almarhum Ventje Rumangkang," ucap Max.
Diberitakan, kubu KLB menyelenggarakan konferensi pers di Hambalang, Bogor, Jawa Barat pada Kamis (25/3/2021) siang.
Pada konferensi pers tersebut, Max Sopacua meminta agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengusut tuntas kasus korupsi Hambalang.
Sebab, ia menilai hingga kini masih ada nama-nama yang terlibat dalam kasus itu, tetapi belum tersentuh oleh hukum.
"Dari tempat ini kami serukan kepada lembaga hukum dalam hal ini KPK untuk menindaklanjuti apa yang belum dilanjutkan," kata Max dalam konferensi pers di Hambalang, Bogor, Kamis (25/3/2021), dikutip dari tayangan Kompas TV.
https://nasional.kompas.com/read/2021/03/26/15055691/demokrat-sebut-kubu-klb-tak-punya-bukti-soal-hambalang-max-sopacua-pakai