Salin Artikel

Survei SMRC: 8,4 Persen Warga Pernah Terima Ajakan Menolak Vaksinasi Covid-19

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Riset Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Deni Irfani mengungkapkan, ada 8,4 persen warga yang mengaku pernah mendapatkan ajakan untuk menolak vaksinasi Covid-19.

Hal ini berpengaruh negatif terhadap keinginan masyarakat mengikuti vaksinasi Covid-19.

"Ada 8,4 persen warga yang pernah mendapat ajakan untuk menolak vaksinasi Covid-19," ujar Deni dalam pemaparan survei SMRC yang digelar secara daring, Selasa (23/3/2021).

"Meski jumlahnya tidak terlalu besar, tetapi berdampak negatif terhadap intensi (keinginan) masyarakat dalam melakukan vaksinasi," lanjutnya.

Sehingga, Deni menyarankan agar ada upaya khusus dari pemerintah dalam menekan jumlah tersebut agar tidak semakin membesar.

Salah satu caranya yakni meningkatkan edukasi kepada masyarakat.

"Khususnya kepada warga laki-laki, warga usia muda dan warga dengan tingkat pendidikan lebih rendah," ungkap Deni.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, tentang siapa saja yang pernah menerima ajakan untuk menolak vaksinasi Covid-19.

Menurut Deni, survei melihat dari variasi wilayah.

Dari situ diketahui, warga yang tinggal di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur dan di Jawa Timur paling banyak terpapar ajakan tersebut.

Dalam kesempatan yang sama, Deni pun menyebut ada 29 persen warga menyatakan diri tidak mau divaksin.

Sementara itu, yang menyatakan mantab divaksin hanya 46 persen dan selebihnya tidak menjawab.

Dari angka tersebut, kata Deni, secara nasional ada 33 persen warga di luar Pulau Jawa yang tidak mau divaksin.

Sebagai perbandingan, untuk Pulau Jawa ada 27 persen warga yang tidak ingin disuntik vaksin Covid-19.

"Di Jawa sendiri, mayoritas warga yang tidak ingin divaksin berada di DKI Jakarta. Persentasenya mencapai 33 persen apabila dibandingkan dengan daerah lain di seluruh Jawa," ujarnya.

Sementara itu, apabila dilihat dari jenis kelamin, laki-laki yang tidak mau divaksin jumlahnya lebih besar daripada perempuan.

Sebanyak 33 persen laki-laki menyatakan tak ingin divaksin, sedangkan ada 26 persen perempuan yang tak ingin menjalani vaksinasi Covid-19.

Deni pun mengungkapkan, ada temuan lain yang menarik, yakni kelompok warga dengan usia relatif muda atau di bawah usia 25 tahun cenderung tidak mau divaksin.

"Jumlahnya sebesar 37 persen. Ini kalau dibanding warga yang lebih tua proporsinya lebih besar," tutur Deni.

"Kemudian yang tidak mau divaksin ini lebih besar dari kelompok warga yang pendidikannya SD atau tidak sekolah yakmi mencapai 34 persen," lanjutnya.

Namun, untuk warga dengan pendidikan tinggi juga ada yang tidak ingin mengikuti vaksinasi Covid-19. Jumlahnya sebanyak 26 persen.

Survei nasional SMRC ini mengambil populasi seluruh warga negara Indonesia yang telah memiliki hak pilih (yang berusia 17 tahun dan sudah pernah menikah).

Dari populasi itu diambil 1.220 responden secara acak.

Survei yang digelar pada 28 Februari-8 Maret 2021 itu dilakukan lewat wawancara tatap muka dengan 1.064 orang yang berhasil diwawancarai.

Adapun margin of error survei diperkirakan sebesar +/- 3,07 persen pada tingkat kepercayaan 97 persen.

https://nasional.kompas.com/read/2021/03/23/16092451/survei-smrc-84-persen-warga-pernah-terima-ajakan-menolak-vaksinasi-covid-19

Terkini Lainnya

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke