Duta Besar Indonesia untuk Inggris, Desra Percaya mengatakan, pihaknya telah berkomunikasi dengan Direktur Asia Tenggara dari Kementerian Luar Negeri Inggris, Sarah Cooke, terkait hal ini.
"Saya sampaikan pesan-pesan pentingnya, tidak ada diskriminasi, tidak adanya pembedaan, dan pentingnya transparansi," kata Desra dalam konferensi pers daring, Kamis (18/3/2021).
Menurut Desra, Sarah Cooke memahami adanya persepsi tentang ketidaksamaan atau perbedaan perilaku terhadap atlet Indonesia. Oleh karenanya, Sarah Cooke berjanji melakukan tindak lanjut.
Untuk memastikan tidak adanya diskriminasi, unfair treatment, dan adanya transparansi, pemerintah Indonesia memberikan sejumlah opsi.
Opsi pertama yang paling mungkin dilakukan yakni secepatnya dilakukan PCR kepada atlet Indonesia dan tim pendukung dengan hasil yang segera.
"Apa pun hasilnya tentu kita akan menghormati karena itu fakta," ujar Desra.
Seandainya hasil PCR menunjukkan positif Covid-19, pemerintah meminta panitia mempertimbangkan opsi penghentian sementara All England 2021. Sebab, sebelumnya telah terjadi kontak antara para atlet dan pendukung.
"Dihentikan sementara semua pertandingan untuk memberikan kesempatan untuk isolasi mandiri. Jadi semua diberikan treatment yang sama, dan setelah 10 hari dimulai lagi pertandingan itu. Ini seperti yang pernah dilakukan dalam Australian Open Tennis di Melbourne," kata Desra.
Selama pertandingan dihentikan, kata Desra, seluruh pihak yang terlibat dapat melakukan isolasi mandiri untuk mencegah penyebaran virus.
"Jadi semua diberikan treatment yang sama, dan setelah 10 hari dimulai lagi pertandingan itu. Ini seperti yang pernah dilakukan dalam Australia Open Tennis di Melbourne," kata Desra.
Opsi ketiga, lanjut Desra, jika angka positif Covid-19 yang dialami atlet atau pendukung cukup masif, pemerintah meminta panitia menghentikan All England 2021.
Desra menyebut, saat ini yang terpenting adalah kesehatan para atlet.
"Kalau memang angka positif dialami oleh atlet atau pendukung cukup besar, cukup masif, ya hentikan saja All England 2021. Toh nggak ada urgensinya juga mengingat kepentingan untuk menjaga kesehatan dan keselamatan seluruh atlet, termasuk atlet Indonesia," kata dia.
Tak hanya itu, Desra mengungkap, pihaknya juga melayangkan surat protes kepada Presiden Federasi Bulu Tangkis Dunia atau Badminton World Federation (BWF).
Melalui surat tersebut, pemerintah setidaknya menyampaikan 3 hal. Pertama, kekecewaan yang mendalam atas penarikan tim Indonesia dalam turnamen All England 2021.
Kedua, menyampaikan fakta-fakta terkiat tes PCR kepatuhan para atlet Tanah Air terhadap protokol kesehatan hingga vaksinasi. Ketiga, ketidakadilan terhadap para atlet Indonesia terkait tes PCR ulang.
"Dan juga kepada pihak Ingggris saya katakan, eh jangan lupa lho ya badminton ini memang asalnya dari Inggris, tapi jangan lupa ratusan juta penggemar dari Indonesia," kata Desra.
"Dan saya juga katakan, saya tidak mau isu ini menjadi hambatan dalam pengembangan bilateral yang lebih baik antara Indonesia dengan Inggris," tuturnya.
Selain kepada kedua pihak tersebut, lanjut Desra, meminta klarifikasi dari National Health Service (NHS), Duta Besar Inggris untuk Indonesia Owen Jenkins, hingga anggota Parlemen Inggris.
Desra berharap, melalui upaya ini muncul transparansi dan kesamaan perlakuan terhadap para atlet Indonesia dalam ajang All England 2021.
Sebelumnya diberitakan, tim bulu tangkis Indonesia dipaksa mundur dari turnamen All England 2021.
Hal tersebut diketahui dari unggahan Marcus Fernaldi Gideon di akun Instagram-nya pada Kamis (18/3/2021) pagi WIB.
Alasannya yakni pada saat penerbangan tim bulu tangkis Indonesia dari Istanbul ke Birmingham, Sabtu (13/3/2021), terdapat salah satu penumpang pesawat yang dinyatakan positif Covid-19.
https://nasional.kompas.com/read/2021/03/18/20433081/polemik-all-england-ri-usul-opsi-penghentian-sementara-hingga-protes-ke-bwf