Namun ia juga menegaskan pemerintah tetap mengedepankan aspek keamanan dan efektivitas dari vaksin tersebut.
"Jadi memang kami berupaya juga selain tentunya mengutamakan efikasi dan mengutamakan safety faktor waktu juga kami pertimbangkan supaya apa pun cara yang bisa mempercepat itu (produksi vaksin) kami akan dukung," kata Bambang dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR, Rabu (10/3/2021).
"Meskipun sebagian mungkin tidak di bawah kendali kami yang lebih banyak di sisi hulu ya kalau di sisi hilir tentunya ini akan sangat tergantung utamanya kepada pabrikan yang utamanya saat ini dipegang BUMN," lanjutnya.
Bambang menjelaskan, saat ini ada enam institusi yang aktif terlibat dalam pengembangan Vaksin Merah Putih.
Adapun enam lembaga itu adalah Eijkman, Universitas Airlangga, Universitas Gadjamada, LIPI, Institut Teknologi Bandung dan Universitas Indonesia.
"Ejikman yang kemungkinan akan paling cepat menyerahkan bibit vaksin ke pabrik dalam hal ini PT Bio Farma sebagai mitra," ujar dia.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, Lembaga Eijkman menargetkan bisa memberikan bibit vaksin Merah Putih ke Bio Farma pada kuartal I 2021.
Dalam pengembangan vaksin ini, Kementerian BUMN bekerja sama dengan Kementerian Riset dan Teknologi, Lembaga Eijkman, LIPI dan lima universitas negeri di Tanah Air.
“Jadi pada Maret ini kita harapkan bisa on time dan lalu kita akan melakukan uji klinis dari seed vaksin yang sudah diberikan Eijkman nantinya,” ujar Erick dalam webinar, Selasa (23/2/2021).
Mantan bos Inter Milan ini menambahkan, setelah bibit vaksin Merah Putih diberikan ke Bio Farma, barulah dilakukan proses uji klinis tahap I sampai III. Jika semuanya berjalan lancar, vaksin Merah Putih baru bisa diproduksi.
https://nasional.kompas.com/read/2021/03/10/13321811/menristek-apa-pun-cara-untuk-percepat-produksi-vaksin-kami-dukung