Menurut Penny, besaran tersebut sudah sesuai dengan persyaratan efikasi vaksin Covid-19 yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni sebesar 50 persen.
"Efikasi vaksin dengan dua dosis tadi dihitung sejak 15 hari pemberian dosis ya dua hingga pemantauan dua bulan menunjukkan Efikasi sebesar 62,1 persen," kata Penny dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (9/3/2021).
Penny mengatakan, pihaknya telah menerbitkan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) vaksin Covid-19 AstraZeneca pada 22 Februari 2021.
Ia mengatakan, vaksin Covid-19 AstraZeneca miliki nomor EUA 2158100143A1 dan dikemas di dalam dus yang berisi 10 vial dengan volume 5 ml.
"Dan tiap vial untuk 10 dosis vaksin," ujarnya.
Lebih lanjut, Penny mengatakan, sebelum memberikan izin penggunaan darurat, pihaknya telah melakukan evaluasi terhadap vaksin Covid-19 AstraZeneca untuk memastikan aspek keamanan, khasiat dan mutu.
Proses evaluasi, kata Penny, dilakukan bersama Tim Ahli yang tergabung dalam Komite Nasional Penilai Obat, ITAGI (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization), dan pihak terkait lainnya.
"Dari evaluasi Khasiat, pemberian vaksin AstraZeneca menunjukkan kemampuan yang baik dalam merangsang pembentukan antibody, baik pada populasi dewasa maupun lanjut usia," pungkasnya.
Indonesia menerima pengiriman pertama vaksin AstraZeneca sebesar 1.113.600 vaksin jadi pada Senin (8/3/2021).
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, jumlah 1.113.600 vaksin ini adalah bagian awal dari batch pertama, pemberian vaksin melalui jalur multilateral.
Dalam batch pertama Indonesia yang akan berlangsung hingga Mei 2021, akan memperoleh total 11.748.000 vaksin jadi.
"Dan insya Allah, menurut rencana akan diikuti batch-batch selanjutnya," ujarnya.
https://nasional.kompas.com/read/2021/03/09/12495501/bpom-efikasi-vaksin-covid-19-astrazeneca-sebesar-621-persen