Hal tersebut karena sifat virus yang cepat berubah dan cepat menyebar.
Oleh karena itu, ia menilai bahwa penanganan virus dengan cara penerapan 3M harus tetap dilakukan.
"Potensi mutasi virus akan terus terjadi. Maka prinsip dasar dalam penanganan virus adalah dengan tetap menerapkan protokol kesehatan 3M," kata Ede dalam keterangan tertulis, Jumat (12/2/2021).
Lebih lanjut, ia menyarankan dan mendorong pemerintah untuk memberikan semacam dukungan dana bagi pusat-pusat penelitian yang fokus terhadap virus penyebab penyakit Covid-19 ini.
Hal tersebut bertujuan agar perkembangan virus corona dapat terus terpantau oleh pusat-pusat penelitian tersebut.
"Penelitian terhadap virus ini harus dilakukan di samping juga penelitian dan pemantauan terhadap dampak imunisasi," ujarnya.
Menurutnya, hal ini perlu dilakukan agar ada langkah yang bisa segera diputuskan apabila mutasi virus benar terjadi.
"Apakah kecepatan penyebaran atau tingkat keseriusannya, karena masing-masing penanganannya akan berbeda," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Sri Rezeki Syaraswati Hadinegoro mengatakan, sampai sekarang para peneliti masih mencari tahu apakah betul mutasi Covid-19 sudah terjadi di Indonesia.
Ia menjelaskan bagaimana proses mutasi virus Covid-19 kemungkinan dapat berkembang. Menurutnya, Covid-19 menggunakan spike untuk menempel di saluran nafas.
"Menempelnya ada suatu mekanisme seperti lock and screw, masuk seperti kunci yang disebut receptor. Itu yang disebut Receptor Binding-Domain (RBD). Di situlah yang kemudian bermutasi. Kalau bermutasinya itu banyak sehingga RBD-nya terganggu, maka akan mempengaruhi vaksin," jelasnya.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) telah menandatangi nota kesepahaman terkait suveilans genom virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.
Nota kesepahaman itu ditandatangi langsung Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro.
"Kerja sama ini dilatarbelakangi adanya pandemi yang berdampak luas dan sejumlah negara seperti Inggris dan Afrika Selatan telah melaporkan adanya mutasi jenis lain SARS-CoV-2 yang baru," kata Kepala Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan, Slamet, dalam acara penandatanganan nota kesepahaman secara virtual, Jumat (8/1/2021).
"Oleh sebab itu sangatlah penting untuk melakukan kerja sama identifikasi mutan virus SARS-CoV-2 untuk penanggulangan Covid-19 melalui surveilans genom virus," lanjut dia.
Slamet mengatakan, perjanjian kerja sama tersebut sudah dibahas secara intensif oleh perwakilan dari dua kementerian.
Adapun selain para menteri, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan dengan Sekretaris Jenderal Kementerian Riset dan Teknologi, Sekretaris Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional juga menandatangi nota kesepahaman.
https://nasional.kompas.com/read/2021/02/13/13080411/sebut-potensi-mutasi-virus-corona-akan-terus-terjadi-iakmi-harap-pemerintah
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan