Menurut Budi Gunadi, angka yang ada dalam anggaran dengan total Rp 134,46 triliun tersebut masih didiskusikan dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
"Memang kami sampaikan dahulu, agar Bapak, Ibu Dewan tidak seperti yang sebelumnya sudah mengetahui dari awal prosesnya seperti apa. Akibatnya, karena angka ini masih angka konsultasi, belum semuanya ada, belum semuanya lengkap," kata Budi dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR, Selasa (9/2/2021).
Oleh karena itu, ia berharap agar anggota DPR dapat memahami bahwa angka dalam anggaran yang dibuat Kemenkes itu belum final.
Selain itu, Budi menjelaskan bahwa angka yang ada dalam anggaran merupakan angka seluruh penanganan pandemi dari sektor kesehatan.
"Jadi bisa jadi nanti dialokasikannya di Kementerian Sosial, bisa ditaruh di BNPB, bisa ditaruh juga mungkin di tempat-tempat lain di Pemerintah Daerah," ujarnya.
Dengan demikian, lanjutnya, para anggota dewan dapat mengetahui terlebih dahulu sejak awal terkait proses pemutusan anggaran Kemenkes untuk menangani pandemi.
Menurut dia, dengan disampaikan angka tersebut, para anggota dewan dapat mengetahui peta penanganan pandemi dari sektor kesehatan dari awal.
"Setidaknya, sejak awal bapak ibu sudah mengikuti petanya seperti apa, sehingga nanti dalam prosesnya kita sama-sama dari eksekutif dan legislatif pemahamannya sama," ujar Budi.
Sebelumnya, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono memperkirakan, kasus positif Covid-19 di Indonesia bisa mencapai 1,7 juta kasus hingga akhir 2021.
Dante mengandaikan, apabila digambarkan ada 1,7 juta kasus hingga akhir 2021, maka total tambahan anggaran Kemenkes sebesar Rp 134,46 triliun.
"Itu dialokasikan menjadi dua hal besar yaitu berkaitan dengan pencegahan dan perawatan. Secara distribusi, pencegahan dan perawatan tersebut kita alokasikan ke tiga bagian besar yaitu anggaran diagnostik 2021, anggaran vaksin 2021, dan anggaran terapeustik 2021," jelasnya saat mewakili Menkes Budi Gunadi yang tak bisa hadir dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR, Senin (8/2/2021).
Anggaran diagnostik, kata dia, berjumlah Rp 13,76 triliun. Dari anggaran diagnostik 2021 diperuntukkan di dalamnya yaitu anggaran testing sebesar Rp 12,56 triliun, dan tracing Rp 1,2 triliun.
Menurut Dante, anggaran untuk testing dan tracing diperlukan karena termasuk dalam upaya pemerintah memutus mata rantai Covid-19 dari sisi hulu.
"Pergerakan dari hulu ini menjadi salah satu primadona yang harus kita kerjakan supaya angkanya tidak terus naik di dalam populasi," ujarnya.
Kemudian, Kemenkes juga menganggarkan sebanyak Rp 58,18 triliun untuk anggaran vaksinasi 2021.
Dante mengatakan, jumlah anggaran tersebut kemungkinan masih akan terus bertambah seiring perkembangan kasus Covid-19.
Lalu anggaran terakhir yaitu anggaran terapeustik 2021 sebesar Rp 61,85 triliun.
https://nasional.kompas.com/read/2021/02/09/12381911/jawab-pertanyaan-dpr-soal-anggaran-tinggi-ini-penjelasan-menkes