Ia berharap, para lansia penerima vaksin adalah mereka yang tidak memiliki penyakit bawaan yang didapat berdasarkan hasil screening ketat.
"Perlu screening yang ketat apakah para lansia ini memiliki penyakit bawaan atau tidak. Mengingat sampai saat ini vaksin ini tidak diperuntukkan yang ada komorbidnya," kata Rahmad dalam keterangan tertulis, Senin (8/2/2021).
Selain itu, ia juga menekankan agar screening ketat juga dilakukan terutama di daerah-daerah yang jauh dari fasilitas kesehatan.
Screening atau pengecekan tersebut, kata dia, untuk memastikan agar para lansia penerima vaksin tidak ada yang berstatus komorbid ketika hendak divaksin.
"Screening ketat perlu dilakukan. Apalagi di desa yang jauh dari fasilitas kesehatan. Jangan sampai begitu mau divaksin ternyata ada komorbid," ujarnya.
Di samping itu, Rahmad juga meyakini bahwa vaksin Sinovac aman untuk lansia. Menurut dia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tentu mengeluarkan izin penggunaan darurat vaksin pada lansia didasarkan pada data uji klinik di China dan Brazil.
"Dari sampel uji klinik, usia 60 tahun ke atas dari rilis yang disampaikan, syukurlah terbukti efektif dan keamanan bagus. Efek samping juga sangat aman penggunaan vaksin untuk di atas 60 tahun," kata dia.
Rahmad berharap pemerintah benar-benar mempersiapkan proses pelaksanaan di lapangan terkait vaksinasi lansia, setelah keluar izin penggunaan darurat oleh BPOM.
Salah satunya, ia berharap pengoptimalan terkait sumber daya manusia (SDM) kesehatan seperti tenaga kesehatan dan relawan vaksinasi terus dikerahkan.
"Hal ini agar target dari pemerintah 15 bulan benar terealisasi proses vaksinasinya," ujar dia.
Hari ini, Senin (8/2/2021) pemerintah akan melaksanakan vaksinasi nasional Covid-19 kepada kelompok masyarakat lansia.
Langkah vaksinasi terhadap warga lansia ini dilakukan setelah terbitnya izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) dari BPOM terhadap vaksin Sinovac untuk masyarakat usia di atas 60 tahun.
Adapun vaksinasi terhadap kelompok lansia ini dimulai dari mereka yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan ( nakes).
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan, masyarakat lansia umum secara paralel akan diberikan vaksin setelah vaksinasi kepada nakes selesai dilakukan.
"Memang diutamakan adalah tenaga kesehatan, tapi secara paralel kita akan mendata lansia-lansia di luar tenaga kesehatan untuk divaksinasi,” kata Budi melalui konferensi pers daring, Minggu (7/2/2021).
https://nasional.kompas.com/read/2021/02/08/10320921/vaksin-lansia-diizinkan-bpom-screening-ketat-dinilai-perlu-untuk-pantau