Salah satunya kerja sama dalam pelaksanaan program vaksinasi.
"Prinsip herd immunity ini adalah minimal 2/3 dari populasi harus memiliki antibodi pada time frame yang sama, sehingga program vaksinasi ini kuncinya adalah kecepatan," kata Tito dilansir dari laman resmi Kemendagri, Senin (1/2/2021).
Ia melanjutkan, vaksinasi cepat hanya mungkin terwujud jika pusat daerah kompak menyukseskannya.
"Nah, dalam konteks kesehatan, yang paling utama adalah mendukung program vaksinasi, pelaksanaan vaksinasi ini kita harapkan bisa cepat dan aman," ujarnya.
"Maka yang perlu dihitung betul secara rinci adalah kesiapan infrastruktur vaksinasi, kemudian yang berikutnya lagi adalah mengenai masalah vaksinator, sarana prasarana, target yang akan divaksinasi, dan mitigasi KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi)," ucap dia.
Sebelumnya, Tito Karnavian khawatir dengan adanya efek pingpong Covid-19 apabila rentang waktu pelaksanaan vaksinasi terlalu lama.
Padahal, program vaksinasi Covid-19 secara nasional memakan biaya dan energi yang besar.
"Jika pelaksanaan vaksin terlalu lama, dikhawatirkan menimbulkan efek pingpong akibat rentang waktu yang tidak serempak antar gelombang penerima vaksin," ujar Tito sebagaimana dikutip dari siaran pers Kemendagri, Sabtu (30/1/2021).
"Sedangkan biaya yang kita keluarkan dengan segala energi yang dikeluarkan juga sudah sedemikian besar dan masif,” lanjutnya.
Adapun efek pingpong Covid-19 bisa terjadi antardaerah yang mana ketika kondisi kasus di satu daerah sudah turun, bisa kembali naik akibat penularan kembali terjadi.
Selain karena mobilitas masyarakat, kondisi ini juga disebabkan kekebalan komunitas yang belum terbentuk secara optimal.
https://nasional.kompas.com/read/2021/02/01/16133891/capai-herd-immunity-mendagri-pusat-dan-daerah-harus-wujudkan-program