Kemasan vaksin Sinovac yang disuntikkan kepada Presiden disebut berbeda dengan kemasan vaksin Sinovac yang selama ini diketahui publik secara luas.
Menanggapi hal ini, Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, informasi itu tidak benar atau hoaks.
"Tidak (tidak benar). Itu hoaks. Kemasanannya (yang dibicarakan netizen) salah," ujar Nadia saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (14/1/2021).
Nadia lantas memberikan penjelasan berdasarkan informasi yang diunggah situs pemeriksa fakta yang dikelola Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) www.turnbackhoax.id.
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa kemasan vaksin Sinovac tidak memakai ampulan karena di dalam box vaksin sudah ada spuit khusus yang sudah ada vaksinnya dan dikaitkan dengan vaksin yang disuntikkan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah klaim yang keliru.
Faktanya, kemasan vaksin Sinovac di foto yang diunggah sumber klaim informasi adalah kemasan vaksin saat uji klinis.
Dalam kemasan vaksin uji klinis, memang terdapat wadah vaksin sekaligus jarum suntik.
Sementara dalam kemasan vaksinasi, hanya terdiri dari vial single dose atau botol dosis tunggal/sekali pakai.
Kemudian, berdasarkan hasil penelusuran gambar terhadap foto yang diunggah oleh sumber klaim, salah satu foto yang identik pernah dimuat dalam artikel berjudul “Coronavirus: Vaksin Sinovac China disetujui untuk penggunaan darurat”.
Artikel ini dimuat di situs pentapostagma.gr pada 28 Agustus 2020.
Pada foto ini, terlihat tulisan “Only for Clinical Trial” pada kemasan vaksin Sinovac tersebut.
Dilansir dari artikel berjudul [SALAH] “Vaksin Sinovac Covid-19 yang akan di suntikkan kepada warga hanya untuk kelinci percobaan” yang dimuat di situs turnbackhoax.id pada 6 Janauri 2020, Juru bicara vaksin Covid-19 PT Bio Farma Bambang Herianto menyatakan bahwa vaksin dalam foto itu adalah vaksin yang dipakai dalam uji klinis fase III yang saat ini sedang dilaksanakan.
Sementara vaksin Sinovac yang akan digunakan untuk vaksinasi (jika telah mendapatkan UEA dari BPOM) memiliki kemasan yang berbeda, tidak ada tulisan “Only for Clinical Trial”.
Dalam kemasan vaksin uji klinis, juga terdapat wadah vaksin sekaligus jarum suntik.
Sementara dalam kemasan vaksinasi, hanya terdiri dari vial single dose.
Selanjutnya, dilansir dari situs resmi Centers for Disease Control and Prevention (CDC), vial single dose (botol dosis tunggal atau sekali pakai) adalah botol obat cair yang ditujukan untuk pemberian parenteral (injeksi atau infus) yang dimaksudkan untuk digunakan pada satu pasien untuk satu kasus, prosedur, injeksi.
Botol dosis tunggal atau sekali pakai diberi label seperti itu oleh pabrikan dan biasanya tidak memiliki pengawet antimikroba.
"Semoga bisa membantu memperkuat narasi kita, bahwa yang disampaikan (di media sosial) adalah hoaks. Sekaligus mengajak warganet untuk dapat secara mandiri mencari informasi soal hoaks atau bukan," ucap Nadia.
Diberitakan, tahapan vaksinasi Covid-19 di Indonesia resmi dimulai pada Rabu (13/1/2021).
Presiden Joko Widodo menjadi orang pertama yang disuntik vaksin Covid-19 buatan Sinovac Biotech Ltd tersebut.
Bertempat di Istana Kepresidenan, Jokowi mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 pertama sekitar pukul 09.42 WIB.
Dokter yang melakukan penyuntikan kepada Jokowi yakni Wakil Ketua Dokter Kepresidenan sekaligus Staf Divisi Hematologi Onkologi Medik, RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM)Prof dr Abdul Muthalib, Sp PD-KHOM.
https://nasional.kompas.com/read/2021/01/14/15075261/ada-kabar-jokowi-tak-disuntikkan-vaksin-sinovac-kemenkes-itu-hoaks
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan