Dengan bergabungnya Baruna Jaya membuat total jumlah kapal yang terlibat dalam operasi ini sebanyak 54 kapal.
"Kalau kemarin 53 kapal, hari ini menjadi 54, ada penguatan. Kalau tidak salah KR Baruna Jaya untuk memperkuat deteksi bawah air," ujar Direktur Operasi Basarnas, Brigjen TNI Rasman dalam konferensi pers dikutip dari Kompas TV, Selasa (12/1/2021).
Rasman menjelaskan, hingga proses evakuasi di hari keempat, terdapat 13 pesawat ataupun helikopter yang bertugas untuk memantau dari sektor udara.
Kemudian, jetski sekitar 20 unit dan ambulans yang sudah disiagakan sebanyak 22 unit.
Sementara, jumlah personel yang diturunkan sebanyak 3.600 yang berasal dari berbagai instansi, mulai dari TNI, Polri, maupun instansi lainnya.
"Itu yang tersedia untuk kita maksimalkan dalam operasi hari ini," kata Rasman.
Pesawat dengan rute penerbangan Jakarta-Pontianak ini jatuh di Kepulauan Seribu, Jakarta, pada Sabtu (9/1/2021), sekitar pukul 14.40 WIB.
Saat itu, pesawat tengah membawa 60 penumpang dengan rincian 40 penumpang dewasa, 7 penumpang anak, dan 3 penumpang bayi.
Sejak evakuasi hari pertama, petugas mulai mendapatkan serpihan dan bagian tubuh korban.
Adapun pesawat dengan kode PK-CLC ini ditenagai dua mesin CFM56-3C1 besutan CFMI, sebuah perusahaan milik bersama Safran Aircraft Engine dari Perancis dan GE Aviation dari Amerika Serikat.
https://nasional.kompas.com/read/2021/01/12/10200561/pendeteksi-bawah-air-kapal-baruna-jaya-mulai-cari-kotak-hitam-pesawat-sj-182