Dikutip dari Antara, alat tersebut diterjunkan sejak Selasa (12/1/2021) pagi.
Alat ini berbentuk seperti roket, dengan panjang sekitar 1,5 meter. Alat ini dilengkapi sensor guna mendeteksi logam puing pesawat yang terkubur di bawah permukaan air.
Ketika bekerja di bawah permukaan air, alat ini juga dilengkapi kabel sepanjang 20 meter.
Kabel tersebut mempunyai fungsi untuk merekam atau menangkap hasil data pencarian di bawah air yang terkoneksi langsung dengan ruang kendali.
Dalam pencarian awal, magnetometer ini bekerja dengan mengitari di atas lokasi yang diduga titik jatuhnya Sriwijaya Air.
Diketahui, badan pesawat yang mengandung logam otomatis akan terbaca oleh alat ini.
Dengan demikian, data yang ditangkap magnetometer diharapkan dapat menjadi data tambahan bagi petugas dalam menjalan operasi evakuasi pesawat.
Pesawat dengan rute penerbangan Jakarta-Pontianak ini jatuh pada Sabtu (9/1/2021), sekitar pukul 14.40 WIB.
Saat itu, pesawat tengah membawa 60 penumpang dengan rincian 40 penumpang dewasa, 7 penumpang anak, dan 3 penumpang bayi.
Pesawat dengan kode PK-CLC ini ditenagai dua mesin CFM56-3C1 besutan CFMI, sebuah perusahaan milik bersama Safran Aircraft Engine dari Perancis dan GE Aviation dari Amerika Serikat.
https://nasional.kompas.com/read/2021/01/12/09410871/tni-al-kerahkan-alat-magnetometer-untuk-deteksi-puing-sriwijaya-air