Direktur Eksekutif SMRC Sirojudin Abbas menyatakan, berdasarkan hasil survei, mayoritas masyarakat, yakni 53 persen responden optimistis kondisi perekonomian nasional jadi lebih baik tahun depan.
Hanya 15 persen masyarakat yang menilai kondisi pereknomian akan lebih buruk atau jauh lebih buruk. Sisanya, tidak menjawab.
"Warga pada umumnya cukup optimistis dengan kondisi ekonomi ke depan," kata Abbas dalam konferensi pers daring, Selasa (29/12/2020).
Sementara itu, berdasarkan hasil survei, mayoritas responden menilai bahwa keadaan ekonomi nasional lebih buruk (72,4 persen), bahkan jauh lebih buruk (6,4 persen) dari tahun lalu.
Mereka yang merasa keadaan ekonomi lebih baik atau jauh lebih baik yakni 4,1 persen. Sementara itu, 15,2 persen responden merasa tidak ada perubahan.
Menurut Abbas, hal ini disebabkan pandemi Covid-19 yang memperburuk kondisi ekonomi.
"Persepsi negatif publik pada kondisi ekonomi nasional sekarang adalah yang paling negatif sepanjang republik mengalami reformasi," ucap dia.
Selanjutnya, soal kondisi politik di Tanah Air, sebanyak 33,2 persen masyarakat menyatakan, keadaan politik nasional baik.
Sebanyak 26,6 persen mengatakan sedang dan 28,9 persen menilai buruk.
"Penilaian publik sekarang sudah mendekati keadaan normal sebelum Covid-19," kata Abbas.
Berikutnya, terkait kondisi keamanan dan ketertiban. Responden menilai kondisi itu cukup positif.
Berdasarkan survei, mayoritas warga (60 persen) menyatakan baik, yang menyatakan buruk 10,3 persen, dan ada 27,2 persen yang menilai sedang saja.
"Penilaian atas kondisi keamanan dan ketertiban secara nasional cukup positif," ujar Abbas.
Survei SMCR ini dilakukan pada 23-26 Desember 2020 melalui wawancara melalui telepon. Jumlah sampel sebanyak 1.202 responden yang dipilih secara acak.
Margin of error survei 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
https://nasional.kompas.com/read/2020/12/29/17520821/survei-smrc-mayoritas-masyarakat-optimistis-kondisi-ekonomi-membaik-tahun