Peran itu, kata Bintang, dapat dilihat dari dua segi yakni segi internal dari perempuan itu sendiri sebagai individu maupun dari segi eksternal yaitu perempuan mendukung lingkungan sekitar.
“Dari segi internal potensi perempuan dalam memutus mata rantai penularan Covid-19 tidak dapat diragukan lagi, bahkan perempuan dan ibu sebagai agen-agen kesehatan di dalam rumah tangga sebenarnya menjadi salah satu kunci kesuksesan pencegahan penularan Covid-19,” kata Bintang dalam Peringatan Hari Ibu di Graha BNPB, Selasa (22/12/2020).
Bintang mengatakan, pada bulan September, pemerintah menyadari bahwa klaster keluarga merupakan salah satu klaster yang jumlahnya penularan Covid-19-nya sangat banyak.
Apalagi, setelah berbulan-bulan semua keluarga di Indonesia berjuang melawan Covid-19.
“Hal inilah yang kemudian mendasari arahan Bapak Presiden Joko Widodo kepada saya dan jajaran Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada tanggal 24 September 2020 melakukan berbagai upaya pencegahan dan penanganan Covid-19 pada klaster keluarga dengan melibatkan perempuan sebagai tokoh yang berperan kuat dalam kehidupan keluarga,” ucap Bintang.
Arahan bapak presiden ini, kata Bintang, bukan berarti menambah beban perempuan yang sudah sangat berat pada masa-masa yang sulit ini.
Namun, menurut dia, presiden melihat kekuatan para perempuan Indonesia sebagai sosok yang dapat memberikan perubahan besar yang nyata dimulai dari tingkat keluarga, masyarakat, sampai negara.
“Apalagi dengan nalurinya untuk melindungi orang-orang terdekatnya,” kata Bintang.
Bintang mengatakan, di dalam rumah tangga, perempuan kerap kali menjadi sosok yang memastikan kesehatan seluruh anggota keluarganya.
Selain itu, kata dia, perempuan jugalah yang didengarkan petuah-petuahnya.
Menurut dia, perempuan juga memiliki sensitivitas sosial yang luar biasa, sehingga, seringkali tergabung pula dalam kelompok atau organisasi kemasyarakatan yang biasanya sangat efektif dalam menyosialisasikan suatu isu kepada masyarakat.
PKK maupun yang sifatnya informal seperti arisan dan pengajian misalnya, sekarang ini juga banyak dilaksanakan secara online.
“Dengan memanfaatkan kualitas perempuan yang demikian, memutuskan mata rantai penularan dapat menyasar sampai lapisan masyarakat yang terkecil yaitu keluarga serta lingkungan sekitarnya,” tutur Bintang.
“Karena peran perempuan yang sentral ini, maka mereka harus mendapatkan informasi yang benar, komprehensif dan mudah di pahami maupun dipraktekan,” kata dia.
Oleh karena itu, ia menekankan bahwa di sinilah tugas pemerintah serta berbagai sektor pembangunan lainnya seperti akademisi, dunia usaha dan profesi, media massa, dan masyarakat untuk mendukung peran perempuan di rumah sebagai agen kesehatan keluarga.
“Untuk itu, kami Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak juga telah mempublikasikan protokol kesehatan keluarga yang dapat diakses pada berbagai kanal media Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,” tutur dia.
https://nasional.kompas.com/read/2020/12/22/15040631/menteri-pppa-perempuan-dan-ibu-agen-kesehatan-rumah-tangga-yang-jadi-kunci