Melalui survei tersebut, SMRC menyatakan, mayoritas warga belum mantap untuk melakukan vaksin Covid-19. Survei dilakukan terhadap 1.202 responden yang dipilih secara acak.
Wawancara dilakukan melalui telepon pada 16-19 Desember 2020. Tingkat kepercayaan survei 95 persen dengan margin of error sekitar 2,9 persen.
Manajer Kebijakan Publik SMRC Tati Wardi menyebut, 40 persen responden menyatakan pikir-pikir dan 17 persen responden menyatakan tidak akan melakukan vaksin.
Hanya 37 persen responden yang menyatakan secara tegas bersedia melakukan vaksin.
"Mayoritas warga tidak mantap mau divaksin dan ini perlu menjadi perhatian pemerintah," kata Tati.
Sementara itu, mereka yang sangat percaya dan percaya dengan keamanan vaksin Covid-19 yang disediakan pemerintah yaitu 56 persen.
Mereka yang tidak percaya 23 persen dan lainnya tidak berpendapat.
Efektivitas vaksin Covid-19 yang disediakan pemerintah untuk membentuk imunitas tubuh dipercayai oleh 55 persen responden, yang tidak percaya 21 persen, dan 24 persen tidak berpendapat.
"Keamanan dan efektivitas vaksin adalah faktor penting yang dipertimbangkan warga untuk melakukan vaksinasi. Maka sosialisasi vaksin itu aman dan efektif harus ditingkatkan," ujar Tati.
Menurut dia, berdasarkan survei SMRC pada 30 September-3 Oktober, tokoh yang paling dipercaya untuk menjelaskan pencegahan Covid-19 yaitu dokter (71,5 persen), diikuti presiden (8,6 persen) dan tokoh agama (4,5 persen).
"Utamakan otoritas kesehatan seperti dokter dan ahli virus untuk penerangan ini karena warga lebih percaya pada mereka," ujar dia.
https://nasional.kompas.com/read/2020/12/22/14162551/survei-smrc-mayoritas-warga-belum-yakin-mau-terima-vaksin-covid-19