JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah diminta mengevaluasi Satgas Tinombala pasca-peristiwa pembunuhan satu keluarga dan pembakaran rumah di Sigi, Sulawesi Tengah.
Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Fatia Maulidiyanti menilai, evaluasi perlu dilakukan untuk mengakomodasi catatan evaluatif dalam penanganan terorisme, serta mencegah terjadinya pelanggaran HAM.
“Menko Polhukam, serta Komisi I dan III DPR, memanggil unsur sektor keamanan yakni Kapolri dan TNI untuk melakukan audit dan evaluasi terbuka dari rangkaian pelaksanaan Operasi Tinombala,” ungkap Fatia dalam keterangan tertulis, Selasa (1/12/2020).
Peristiwa teror di Sigi diduga dilakukan oleh kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora yang merupakan target buruan Satgas Tinombala.
Berdasarkan catatan Kontras, Satgas Tinombala telah beroperasi selama lima tahun. Masa tugas Satgas Tinombala telah diperpanjang sebanyak tiga kali pada 2020.
Selain Satgas Tinombala, Kontras menilai, peristiwa tersebut juga menjadi momen bagi pemerintah untuk mengevaluasi sistem deteksi dini terhadap aksi teror.
“Kita harus mengevaluasi apakah selama ini pemerintah telah menerapkan atau membuat sebuah pencegahan dan penanggulangan yang efektif, terkoordinasi yang berkontributif pada upaya kontra-terorisme,” tuturnya.
Hingga saat ini, Satgas Tinombala beserta personel gabungan lainnya masih memburu kelompok MIT. Kontras pun meminta aparat kepolisian segera mengungkap pelakunya.
“Kepolisian RI dapat segera mengungkap pelaku dan motif pembunuhan dan pembakaran di Sigi dengan memerhatikan prinsip dan parameter hak asasi manusia,” ucap Fatia.
Diberitakan, pembunuhan terhadap empat orang warga terjadi di Dusun lima Lewonu, Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah pada Jumat (27/11/2020) sekitar pukul 10.30 Wita.
Menurut polisi, ditemukan empat jenazah yang tewas mengenaskan di tempat kejadian. Selain itu, ada tujuh rumah yang dibakar.
Atas kasus tersebut, Kapolri Jenderal (Pol) Idham Azis memerintahkan personelnya menindak tegas kelompok teroris MIT.
Ia pun meminta anggotanya tak segan menembak mati kelompok pimpinan Ali Kalora itu apabila melawan.
“Saya sudah bilang ke anggota, tindak tegas mereka. Jika ketemu lalu mereka melawan, tembak mati saja,” kata Idham melalui keterangan tertulis, Senin (30/11/2020).
Menurut Idham, negara tidak boleh kalah dengan kelompok yang sudah melakukan aksi teror kepada masyarakat, apa pun alasannya. Saat ini, kelompok tersebut masih diburu oleh personel TNI-Polri.
Polri mengerahkan Satgas Tinombala. Sementara, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto juga disebut telah menerjunkan pasukan untuk memburu kelompok Ali Kalora.
“Kita akan cari sejumlah tempat yang selama ini jadi persembunyian kelompok Ali Kalora,” ucap Idham.
https://nasional.kompas.com/read/2020/12/01/14072281/pasca-teror-di-sigi-pemerintah-diminta-evaluasi-satgas-tinombala