"Hari pertama kemarin ada sekitar 100 orang gagal berangkat karena ada yang PCR-nya positif, lalu ada juga yang PCR-nya negatif tapi visanya telat keluar," kata Budijanto saat dihubungi Kompas.com, Senin (2/11/2020).
Ia menilai hal ini wajar terjadi karena merupakan keberangkatan kloter pertama jemaah umrah di masa pandemi Covid-19.
Budi mengingatkan agar calon jemaah umrah berikutnya dapat mempersiapkan waktu untuk kelengkapan dokumen persyaratan keberangkatan.
"Harus siap dalam hal waktu. Karena itu, calon jemaah harus siap waktu yang lebih lama. Karena itu, tadi pertama, harus nunggu hasil PCR, kan itu 72 jam sebelum berangkat," ujarnya.
"Nah, kalau PCR-nya negatif kan bisa berangkat, kalau tidak? Ya, harus dikarantina lagi dan sebagainya," kata Budijanto.
Sebelumnya, akses keluar masuk wilayah Arab Saudi bagi jemaah umrah ditutup sejak akhir Februari 2020 akibat pandemi.
Oleh karena itu, masyarakat Indonesia kini bisa kembali melaksanakan ibadah umrah di Arab Saudi.
Sementara itu, Kepala Bidang Umrah Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia ( AMPHURI) Zaky Anshary mengatakan, jemaah umrah yang berangkat dari Indonesia pada pembukaan umrah pertama, Minggu (1/11/2020) didominasi oleh pemilik travel agent.
Menurut data yang ia miliki, total jemaah asal Indonesia ada 317 orang dengan mayoritasnya adalah pemilik travel agent.
"Data terakhir yang terdata berada di pesawat 317, mayoritas owner travel yang akan cek dan melihat langsung kondisi bagaimana umrah masa pandemi berikut regulasi dan tantangannya," kata Zaky saat dihubungi Kompas.com, Senin (2/11/2020).
https://nasional.kompas.com/read/2020/11/02/14064061/asosiasi-pariwisata-sekitar-100-jemaah-gagal-berangkat-hari-pertama-umrah