Salin Artikel

Pasien Suspek Covid-19 Bertambah Banyak, Ini Penjelasan Satgas

Menurut Wiku, definisi dari suspek memberikan kriteria yang luas.

"Termasuk (di dalamnya) orang tanpa gejala sehingga tidak heran jika jumlah suspek semakin besar," ujar Wiku ketika dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (27/10/2020).

Dirinya mengakui, aspek pencatatan, pelaporan, dan follow up perjalanan penyakit kasus positif masih menjadi pekerjaan rumah bersama untuk diperbaiki terus-menerus.

Sehingga, Wiku mengimbau kepada orang tanpa gejala harus disiplin untuk menjalani isolasi mandiri.

"Diimbau untuk orang tanpa gejala walau merasa sehat untuk melakukan isolasi mandiri untuk kepentingan diri sendiri dan orang di sekitarnya," tambah Wiku.

Dihubungi terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Muhammad Budi Hidayat mengatakan, jumlah suspek Covid-19 yang semakin bertambah justru merupakan kondisi yang baik.

Menurut Budi, kondisi ini justru menunjukkan proses surveilans atau pengumpulan, pengolahan, analisis data Covid-19 terus berjalan.

"Ini bagus karena artinya surveilans berjalan. Termasuk di dalamnya proses testing, tracing, dan treatment terus dilakukan masif," ujar Budi saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (28/10/2020).

Dia melanjutkan, karena proses tracing dan testing terus dilakukan, maka ditemukan individu-individu yang masuk dalam kondisi suspek Covid-19.

Keadaan ini disebutnya positif karena membuat individu yang berstatus suspek menjadi waspada.

"Artinya ada kondisi tertentu, yang menyebabkan individu menjadi berstatus suspek. Meski belum tentu positif, ini lebih baik karena menjadi waspada terhadap Covid-19," ungkap Budi.

"Ketimbang nanti ketika datang, kemudian diperiksa dan ternyata positif. Lebih baik waspada terlebih dulu," lanjutnya.

Budi lalu mencontohkan, berdasarkan data pada 27 Oktober 2020, ada 169.479 suspek Covid-19.

Artinya, jumlah individu yang musti diwaspadai bisa berubah menjadi pasien positif sebanyak 169.479 orang.

Budi menyebut, jumlah ini bisa berkurang apabila status dari para suspek itu telah dipastikan.

"Misalnya dari hasil tes dinyatakan positif. Atau hasilnya negatif dan sudah selesai melakukan isolasi mandiri selama 14 hari," lanjutnya.

OTG bukan Suspek

Lebih lanjut, Budi juga menjelaskan jika orang tanpa gejala tidak termasuk ke dalam suspek.

Sebab, orang tanpa gejala telah dipastikan statusnya positif Covid-19. Hanya saja, orang tersebut tidak menunjukkan atau merasakan gejala Covid-19.

Meski demikian, Budi tetap mengingatkan individu yang masuk ke dalam kategori suspek bisa waspada dan langsung melakukan isolasi secara mandiri.

Hal ini perlu dilakukan selama individu tersebut menanti hasil tes yang menjelaskan kondisi dirinya.

"Jadi seharusnya, yang berstatus suspek itu harus langsung melakukan isolasi mandiri. Meski belum dipastikan hasilnya (hasil tes) harus waspada untuk dirinya sendiri dan melindungi oang lain," ungkap Budi.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/413/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), suspek merupakan istilah pengganti untuk pasien dalam pengawasan (PDP).

Seseorang disebut suspek Covid-19 jika mengalami infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di negara/wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi lokal.

Istilah suspek juga merujuk pada orang dengan salah satu gejala/tanda ISPA dan pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi/probable Covid-19.

Kemudian, orang dengan ISPA berat/pneumonia berat yang membutuhkan perawatan di rumah sakit dan tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.

Sebagaimana diketahui, kasus suspek Covid-19 mengalami peningkatan dalam beberapa waktu terakhir.

Hal itu terlihat dari data harian yang dilaporkan Satgas Penanganan Covid-19 setiap sore.

Pada 6 Oktober, suspek Covd-19 diketahui mencapai 140.305 orang.

Pada bulan-bulan sebelumnya, jumlah pasien suspek hanya berkisar di sekitar angka 97.000-98.000.

Namun belakangan, seiring dengan bertambahnya kasus hingga mencapai 4.000 setiap hari, jumlah pasien suspek pun turut meningkat.

Sementara itu, data yang dilaporkan Satgas pada 27 Oktober mencatat jumlah suspek Covid-19 sudah sebanyak 169.479 orang.

https://nasional.kompas.com/read/2020/10/28/07174911/pasien-suspek-covid-19-bertambah-banyak-ini-penjelasan-satgas

Terkini Lainnya

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Nasional
Tok! Kasasi KPK Kabul, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Tok! Kasasi KPK Kabul, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke